Akan ada petugas khusus yang bertugas mengatur makan buka puasa di halaman Masjidil Haram, sebuah kegiatan yang diawasi oleh Kepresidenan Urusan Dua Masjid Suci.
“Kami bekerja tanpa henti untuk memastikan bahwa makanan buka puasa disajikan tepat waktu bagi umat Islam yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk melakukan Umrah di Makkah. Semua rekan saya dilisensikan oleh Kepresidenan Urusan Dua Masjid Suci dan mengikuti kriteria yang ketat dalam mengatur makanan. Tidak ada sisa makanan yang dibuang dan malah didistribusikan di antara orang miskin dan membutuhkan di Makkah,” kata Al-Shamrani, petugas saat itu.
Di masa lalu, buka puasa tidak diatur seperti sekarang ini dan makanan didistribusikan secara sembarangan, yang menyebabkan kerumunan dan banyak perilaku yang tidak diinginkan di dalam dan di luar Masjidil Haram. Hari ini, makanan didistribusikan ke puluhan ribu orang secara terorganisasi dan dalam waktu singkat.
Dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan, setengah juta buka puasa dibagikan setiap hari di dalam Masjidil Haram saja. Semua hal yang berkaitan dengan distribusi makanan buka puasa dilakukan seperti jarum jam karena para pejabat memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam mengatur makanan mengikuti kriteria ketat yang ditetapkan oleh kepresidenan untuk menghindari disorganisasi.
Abdulwahid Al-Hattab adalah penasihat di badan yang bertanggung jawab atas Urusan Masjid Nabawi.
Dia mengatakan orang-orang Madinah ingin menyumbangkan uang untuk memberikan makanan berbuka puasa kepada umat Islam yang mengunjungi Masjid Nabawi pada Ramadhan.
Makanan diatur di dalam masjid dan halamannya dan termasuk kurma, kopi, yoghurt, dan roti. Lokasi makan buka puasa dipilih dengan hati-hati di halaman utara, timur dan barat untuk memastikan kelancaran pergerakan jamaah dan mencegah keramaian.
"Setiap hari kami menyajikan lebih dari 100 ribu makanan buka puasa kepada pengunjung Masjid Nabawi," katanya.
Badan Urusan Masjid Nabawi baru-baru ini memperkenalkan teknologi yang memungkinkan para pejabat untuk secara langsung memantau kualitas makanan yang disajikan untuk buka puasa. Layanan baru diluncurkan di bawah pengawasan Sheikh Abdulrahman Al-Sudais, kepala Kepresidenan untuk Urusan Dua Masjid Suci.
Bishar Al-Ali, yang bertanggung jawab atas proyek makan buka puasa di dalam Masjidil Haram, mengatakan tujuan mengatur makanan tersebut adalah untuk mempromosikan solidaritas sosial di kalangan umat Islam dan meningkatkan budaya menjadi sukarelawan. "Kami memilih sukarelawan dengan hati-hati. Sebagian besar makanan disediakan oleh pengusaha terkenal dan organisasi amal di Makkah," kata dia.