Polisi Israel: Pembatasan Masuk Masjid Al Aqsa Selama Ramadhan Picu Ketegangan

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 29 Feb 2024 12:15 WIB

Petugas Polisi Perbatasan Israel berbicara dengan seorang jamaah lansia Palestina ketika yang lain mengantri di luar kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem menjelang shalat Jumat, Jumat, (23/2/2024). Foto:

1

Mereka memperingatkan perilaku tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh petugas polisi yang ditempatkan di Kota Tua Yerusalem dan di pintu masuk Masjid Al-Aqsa dapat memicu konflik di wilayah tersebut.

Dalam suratnya, direktur organisasi tersebut menulis bahwa sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober lalu, polisi telah secara signifikan mengurangi kemungkinan masuknya warga Muslim Israel (warga Palestina di wilayah tahun 1948) ke Masjid Al-Aqsa untuk sholat.

Organisasi tersebut juga meminta pimpinan kepolisian untuk memberikan instruksi yang jelas kepada semua petugas polisi yang akan bekerja di Yerusalem selama Ramadhan untuk menjaga kebebasan beribadah dan menghindari perilaku yang mempermalukan umat Islam.

Sebelumnya, pada Rabu, surat kabar Israel Maariv mengatakan bahwa badan keamanan keberatan dengan niat Ben Gvir untuk mencegah warga Palestina dari Tepi Barat memasuki Masjid Al-Aqsa selama Ramadhan dan membatasi masuknya warga Palestina Israel. Posisi polisi adalah mengizinkan penduduk Tepi Barat berusia 60 tahun ke atas dan warga Palestina Israel berusia 45 tahun ke atas untuk masuk.

Shin Bet (Dinas Keamanan Umum Israel) menuntut agar penduduk Tepi Barat berusia 45 tahun ke atas diizinkan memasuki Masjid Al-Aqsa selama Ramadhan tanpa syarat, serta masuknya tidak dibatasi bagi warga Palestina di Israel. Menurut sensus resmi terbaru Israel, jumlah warga Palestina di Israel sendiri berjumlah 2,065 juta jiwa atau mencakup 21 persen dari populasi negara tersebut yang berjumlah 9,795 juta jiwa.

Sejak dimulainya genosida di Jalur Gaza...

Terpopuler