Stok Harian BBM Jatim-Bali-Nusa Tenggara Ditambah 15 Persen Jelang Mudik

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nora Azizah

Jumat 14 Apr 2023 16:43 WIB

Sejumlah truk tangki pengangkut BBM Pertamina mengisi bahan bakar di SPBU. Foto: Dok Republika Sejumlah truk tangki pengangkut BBM Pertamina mengisi bahan bakar di SPBU.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Executive GM Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Dwi Puja Ariestya memastikan kesiapan pasokan BBM pada masa angkutan lebaran Idul Fitri 1444 H. Dwi memastikan, pihaknya telah meningkatkan stok untuk memenuhi kebutuhan BBM masyarakat pada masa angkutan lebaran Idul Fitri. Dwi pun mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian secara berlebih.

"Kita menambah, kita naikkan stok, kita build up mencapai 15 persen dari stok harian sampai akhir dari masa Satgas ini (Ramadhan dan Idul Fitri," kata Dwi saat meninjau kesiapan Satgas Ramadhan dan Idul Fitri (Rafi) di rest area Tol Surabaya-Mojokerto Kilometer 725 A, Jumat (14/4/2023).

Baca Juga

Dwi memprediksi, konsumsi BBM jenis gasoline (bensin) di wilayah Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara bakal mengalami kenaikkan sebesar 7,1 persen dari rata-rata konsumsi normal yang hanya 17.963 kilo liter per hari. Sedangkan konsusmsi BBM jenis gasoil (diesel) diprediksi mengalami penurunan mencapai 10,6 persen dibanding rata-rata normal yang mencapai 8.119 kilo liter per hari.

"Penurunan ini karena adanya pembatasan untuk kendaraan niaga," ujar Dwi.

Dwi melanjutkan, untuk konsumsi BBM khusus KAI dipredikasi mengalami kenaikan sebesar 4,5 persen dari rata-rata normal yang hanya 143 kilo liter per hari. Sedangkan untuk angkutan via laut juatru diprediksi menurun sebesar 5 persen dari rata-rata normal yang mencapai 605 kilo liter per hari.

"Ini dikarenakan terdapat kenaikan untuk angkutan penumpang namun bersamaan diiringi penurunan transportasi barang via laut yang signifikan pada momen tersebut, sehingga secara total turun," kata Dwi.

Dwi melanjutkan, konsumsi avtur untuk penerbangan diprediksi mengalami kenaikkan mencapai 13,3 persen dari rata-raya normal yang hanya 2.428 kilo liter per hari. Peningkatan terjadi seiring dengan frekuensi penerbangan yang meningkat. Apalagi setelah tidak adanya pembatasan pergerakan masyarakat.

Dwi melanjutkan, untuk konsumsi elpiji diprediksi meningkat sebesar 7,9 persen dari konsumsi normal yang hanya 5,787 metrik ton (MT) per hari. Rinciannya, untul elpiji 3 kilogram diperkirakan naik sebesar 7,3 persen dari konsumsi normal yang hanya 5614 MT per hari, dan elpiji non subsidi naik 27,4 persen dari konsumsi normal yang hanya 173 MT per hari.

Untuk menjamin kelancaran arus mudik, kata Dwi, pihaknya menyediakan layanan berupa 100 Motorist Pertamina Delivery Service dan 15 kantong BBM berbentuk Mobil Tanki yang akan siaga pada titik-titik rawan kemacetan. Kedua layanan tersebut dimaksudkan untuk memangkas jarak supply dan mendekatkan layanan energi ke konsumen.