REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence, Samuji memberikan tips mengelola uang tunjangan hari raya (THR) Idul Fitri dengan prinsip sederhana, yakni berbasis persentase dalam setiap alokasi anggaran. Sarmuji mengatakan, dengan membuat perhitungan sedemikian rupa, maka THR dapat digunakan dengan optimal dan lebih bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan.
Persentase alokasi dapat berbeda bagi setiap orang, tergantung pendapatan dan kebutuhannya. Dimulai dengan anggarkan pos dari THR untuk kewajiban dengan alokasi sekitar lima persen. Kemudian untuk kebutuhan lebaran dapat dialokasikan hingga 50 persen. Selanjutnya, alokasikan 20 persen untuk melunasi utang konsumtif.
"Jangan lupa sisihkan sekitar 15 persen untuk pos dana darurat mengingat saat lebaran pun bisa saja terjadi risiko. Tersisalah 10 persen dari dana THR, ini bisa dialokasikan untuk pos masa depan," kata Samuji, Rabu (12/4/2023).
Sarmuji menjelaskan, alokasi kewajiban dalam THR bisa digunakan untuk membayar zakat penghasilan, berbagi berkah kepada asisten rumah tangga, pengasuh anak, dan sopir. Kemudian, kata dia, sisihkan juga dana kewajiban untuk diberikan kepada orang tua agar mereka juga dapat menggunakannya untuk kebutuhan Idul Fitri.
Selanjutnya, 50 persen untuk belanja lebaran tidak harus semua dihabiskan. Ia menyarankan untuk berbelanja dengan prinsip cerdas, yakni dengan mengutamakan kebutuhan dan baru kemudian keinginan. Jika semua kebutuhan sudah terpenuhi, kata Sarmuji, maka sisanya dapat digunakan untuk memenuhi keinginan yang tertunda.
Alokasi THR untuk melunasi utang dimaksudkan untuk utang yang sifatnya tidak tetap, tapi jika tidak dibayar akan membebankan bunga yang tinggi, seperti tagihan kartu kredit dan tagihan lainnya. Dengan melunasi utang-utang tersebut maka pendapatan pada bulan selanjutnya dapat bersisa dan dialokasikan untuk keperluan masa depan.
Jika dana THR sudah dialokasikan dengan baik untuk kewajiban, melunasi utang, dan membiayai kebutuhan lebaran, lanjut Sarmuji, maka saatnya menambah dana cadangan untuk kebutuhan masa depan, setidaknya 10 persen dari THR. "Sedangkan jika pendapatan sangat terbatas maka alokasi THR untuk belanja haruslah selektif. Malah lebih baik persentase pos masa depan diperbesar, sehingga THR dapat benar-benar bermanfaat untuk jangka panjang," ujarnya.