Berpuasa Ramadhan Tetapi tidak Mendapat Pahala, Siapa Mereka?   

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah

Kamis 23 Mar 2023 21:36 WIB

Petugas membagikan minuman menjelang waktu berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (23/3/2023). Selama ramadan Masjid Istiqlal menyediakan 2000 boks pada hari Senin hingga Kamis sedangkan hari Jumat hingga Ahad menyiapkan 2500 sampai 3000 boks karena pada hari tersebut biasanya jamaah lebih banyak yang datang. Foto: Republika/Prayogi. Petugas membagikan minuman menjelang waktu berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (23/3/2023). Selama ramadan Masjid Istiqlal menyediakan 2000 boks pada hari Senin hingga Kamis sedangkan hari Jumat hingga Ahad menyiapkan 2500 sampai 3000 boks karena pada hari tersebut biasanya jamaah lebih banyak yang datang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umat Muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia, secara resmi telah mulai puasa Ramadhan hari ini, Kamis (23/3/2023). Bagi Muslim, berpuasa adalah salah satu bentuk menunaikan kewajiban.

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Abdul Muiz Ali, menyebut setiap Muslim yang menjalankan puasa ini berharap agar ibadahnya diterima. Di sisi lain, mereka juga berdoa semoga Allah SWT melipatgandakan pahala puasa yang dilakukan. Rasulullah SAW pernah bersabda: 

Baca Juga

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى 

“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR Muslim)

"Hakikat pengertian puasa tidak saja mampu menahan diri dari makan, minum, atau berhubungan intim di siang hari bulan Ramadhan (jimak). Lebih dari itu, pengertian puasa adalah menahan diri dari segala perbuatan dan ucapan yang diharamkan," kata dia dalam pesan yang diterima Republika.co.id, Kamis (23/3/2023).

Dalam hal ini, dia menyebut penting bagi orang saat sedang berpuasa agar tidak hanya mampu menahan haus dan lapar, tapi juga harus mampu menahan mulut, mata, telinga, tangan dan anggota tubuh lain dari perbuatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan pahala puasa.

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR Ath Thabaroni)

Ustadz Abdul Muiz menyebut hadits di atas sebagai peringatan. Tujuannya, agar puasa yang dilakukan Muslim tidak sia-sia dan tidak berpahala. Perihal ini juga dikuatkan dalam hadis lain:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ الصِّيَامُ مِنْ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ، الصِّيَامُ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ

"Rasulullah SAW bersabda, "Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, puasa adalah menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji." (HR Baihaqi dan Al-Hakim).

Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?

Salah satu contoh menahan diri, ujar dia, adalah dari perkataan yang sia-sia. Contoh perilaku ini yaitu ghibah, atau membicarakan kejelekan, kesalahan, maupun kekurangan orang lain.

"(Ghibah) Baik secara langsung atau melalui sosial media. Membicarakan, menulis atau merasa nyaman mendengarkan kejelekan, kesalahan dan kekuarangan orang lain, semuanya sama termasuk ghibah. Perbuatan ghibah termasuk penyebab puasanya sia-sia atau tidak berpahala," lanjut Ustadz Abdul Muiz.