REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara eksplisit dalam Alquran Al Karim surah Al Baqarah ayat 183 disebutkan, tujuan puasa adalah agar menjadi orang yang bertakwa. Mengapa bisa demikian?
Pengasuh Pondok Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan Surakarta yang juga Direktur Pusat Studi Konstitusi dan Hukum Islam UIN Raden Mas Said Surakarta KH. Mustain Nasoha mengatakan, dalam akhir ayat 183 surah Al Baqarah terdapat lafadz la'allakum tattaqun (agar menjadi orang yang bertaqwa). Lafadz tersebut menurutnya bermakna taroji', yakni sangat besar kemungkinannya orang yang berpuasa menjadi orang yang bertakwa.
Maka, menurut Kiai Mustain, orang yang berpuasa Ramadhan akan dimudahkan Allah SWT menjadi orang yang bertakwa. Ada beberapa penjelasan sebagaimana dikemukakan para ulama ahli tafsir tentang mengapa orang yang berpuasa Ramadhan bisa lebih mudah menjadi orang yang bertakwa.
Imam Ibnu Jauzi menyebutkan puasa merupakan wasilah yang paling cepat untuk menjadi orang yang bertakwa. Hal itu karena orang yang berpuasa dilarang melakukan kemaksiatan yang apabila melakukannya akan merusak pahala puasanya.
Orang yang berpuasa dilarang ghibah, berbohong, adu domba, melihat lawan jenis tanpa hajat, berkata kotor, dan menghina orang lain. "Ini menjadi argumentasi Imam Ibnu Jauzi bahwasanya orang puasa itu akan membawa kepada ketaqwaan pada Allah SWT. Pendapat ulama lainnya tentang la'alakum tattaqun itu adalah supaya kalian tidak menjalankan perbuatan buruk yang dilarang Allah dalam puasa," kata Kiai Mustain Nashoha kepada Republika.co.id, Selasa (21/3/2023).
Sementara itu, menukil keterangan Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Habib Al Mawardi dalam kitab tafsir an Nukat wa al 'uyun menyebutkan maksud orang berpuasa akan menjadi orang yang bertakwa adalah bahwa orang yang berpuasa akan menjadi orang yang menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Contohnya, orang yang berpuasa tidak akan memakan makanan yang haram dan tidak akan berzina. Selain itu, orang yang berpuasa akan menjadikannya menjadi orang yang ingat pada saudaranya.