REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam melaksanakan ibadah sholat Tarawih di bulan Ramadhan, umat Islam kerap berbeda dalam pelaksanaannya. Sebagian ada yang melaksanakan sholat Tarawih delapan rakaat plus tiga rakaat sholat Witir. Ada pula yang mengerjakan sholat Tarawih dengan 20 rakaat ditambah dengan tiga rakaat sholat Witir.
Lalu, berapa rakaat yang seharusnya dikerjakan umat Islam? Dalam buku M Quraish Shihab Menjawab terbitan Lentera Hati dijelaskan bilangan sholat selalu dilakukan atas petunjuk Rasulullah SAW atau pengamalan atau informasi sahabat beliau yang dinilai mempunyai rujukan kepada Nabi.
Terkait jumlah rakaat Tarawih, M Quraish tidak mempermasalahkan umat Islam yang mengerjakan delapan rakaat maupun 20 rakaat. Namun, menurut dia, jika ingin sholat Tarawih lebih dari delapan rakaat, sebaiknya digenapkan sekalian menjadi 20 rakaat.
“Jika ingin mengerjakan sholat Tarawih lebih delapan rakaat, genapkanlah menjadi 20 rakaat seperti yang dilakukan Umar ra dan sahabat-sahabat Nabi yang lain,” jelas ulama ahli tafsir Alquran ini.
Sholat Tarawih adalah sholat yang dianjurkan pada malam Ramadhan setelah sholat Isya. Nabi melaksanakannya delapan rakaat tetapi bacaan beliau pada waktu itu sangat panjang, sehingga di setiap dua rakaat beliau beristirahat.
Berpijak dari sinilah sholat sunnah itu dinamai Tarawih. Kata itu sendiri merupakan bentuk jamak dari kata Tarwihah, yang berakar kata sama dengan “Istirahat”.