Tradisi Idul Fitri di Arab Saudi dan Hidangan Khas yang Masih Lestari

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah

Kamis 05 May 2022 20:18 WIB

Monumen bulan sabit di Arab Saudi (ilustrasi). Idul Fitri di Arab Saudi dirayakan secara marak dengan balutan tradisi Foto: Saudigazette Monumen bulan sabit di Arab Saudi (ilustrasi). Idul Fitri di Arab Saudi dirayakan secara marak dengan balutan tradisi

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Muslim di seluruh Arab Saudi merayakan Idul Fitri. Setiap wilayah Kerajaan memiliki rangkaian tradisi yang khas. Kesamaan yang mereka miliki hanya pada kebaikan dalam berderma, ramah-tamah, makanan enak, pakaian bagus, dekorasi, dan waktu bersama kerabat. 

 

Baca Juga

Idul Fitri adalah momentum menyatukan keluarga dan komunitas untuk dengan berkumpul, saling memberi hadiah, dan perayaan yang penuh warna. 

 

Warga Arab Saudi sangat senang dengan Idul Fitri tahun ini. Karena akan menjadi pertama kalinya sejak 2019 dan mereka akan merayakan liburan yang bebas dari langkah-langkah jarak sosial dan larangan bepergian yang diperlukan akibat pandemi. 

 

Pada 6 Maret, otoritas Saudi mengumumkan pencabutan sebagian besar pembatasan terkait Covid-19, termasuk persyaratan untuk menjaga jarak sosial di tempat-tempat umum seperti Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Total ada lebih dari 3,5 juta jamaah yang melaksanakan sholat Idul Fitri di dua masjid tersebut. 

 

Bagi kebanyakan warga Arab Saudi, sajian makanan memainkan peran penting dalam perayaan Idul Fitri. Orang-orang Arab Saudi sering bercanda tentang kelelahan yang muncul setelah seharian bepergian dari satu keluarga ke kerabat lainnya, melahap daging panggang mabshoor, segunung permen, dan kopi manis. 

 

Di wilayah Hijazi barat Kerajaan, aroma dupa yang terbakar tercium melalui rumah keluarga yang khas saat kerabat berkumpul di meja besar dengan ta'teema, campuran makanan manis dan gurih serta hidangan sarapan tradisional. 

 

Sameera Hammad, katering berbasis di Jeddah yang berspesialisasi dalam hidangan tradisional Hijazi, telah melayani penduduk kota selama lebih dari 20 tahun. 

Baca juga: Keutamaan Membaca Surah Al-Kahfi pada Hari Jumat

Keyakinannya dalam melestarikan resep otentik yang dia pelajari dari ibunya telah memungkinkan generasi baru untuk merasakan tradisi kuliner yang membuat orang tua dan kakek-nenek mereka bernostalgia.

"Saya belajar segalanya dari ibu saya. Resep-resep ini berusia lebih dari 50 tahun," katanya, seperti dikutip dari Arab News, Rabu (4/5/2022).

 

Meski setiap keluarga punya selera dan tradisinya sendiri, beberapa ciri ta'teema adalah hal yang umum di seluruh wilayah Hijazi. Hammad mengatakan, setiap rumah tangga berbeda, tetapi ta’teema Hijazi terbuat dari berbagai jenis roti seperti syuraik, tamee, suhaila, dan futoot.