Kebahagiaan Berbuka Puasa Bersama para Wanita Tua di Kamp Pengungsian Lebanon

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah

Ahad 01 May 2022 16:25 WIB

Selama Ramadhan, sebuah kelompok di kamp Ain al-Hilweh Lebanon Selatan untuk pengungsi Palestina memberikan makanan buka puasa untuk wanita lanjut usia yang tidak memiliki tunjangan. Kebahagiaan Berbuka Puasa Bersama para Wanita Tua di Kamp Pengungsian Lebanon Foto:

1

Putra mereka yang berusia 30 tahun menderita penyakit yang membuatnya terbaring di tempat tidur. "Solidaritas sosial diperlukan, orang perlu saling membantu," tambahnya.

Dia melihat inisiatif buka puasa sebagai hal penting, terutama karena menyatukan orang-orang pada saat banyak keluarga tidak dapat berkumpul seperti yang mereka lakukan di masa lalu. “Saya dan anak-anak saya biasa mengumpulkan uang untuk membeli segala sesuatu sehingga kami dapat memiliki bahan untuk makanan kami," katanya.

Mariam Mahmoud, seorang janda dengan empat putra, berada dalam posisi yang sama, "Kami tidak mampu membeli makanan. Ketika saya ingin berbuka, saya dan putra saya yang sudah menikah tinggal bersama saya. Ia berkontribusi untuk biaya makanan karena semuanya menjadi sangat mahal. Situasi ini tidak memiliki rasa belas kasihan pada orang miskin," ujarnya.

“Saya tidak punya siapa-siapa kecuali anak laki-laki saya untuk menghidupi saya, dan jika mereka tidak dapat menemukan pekerjaan, mereka tidak akan dapat merawat saya. Saya juga perlu membeli obat setiap bulan. Bahkan sebelum Ramadhan dimulai, anak saya hanya bisa beli mentega, selai, dan setengah karton telur, tidak lebih."

Pengawas proyek di pusat sosial Beiti Umm Yousef mengatakan merawat orang tua adalah fokus utama karena kelompok ini rentan dan perlu dirawat. Selain itu, beberapa dari mereka tidak memiliki anak dan tidak ada yang merawat mereka.

“Inisiatif buka puasa ini mencoba mengumpulkan para wanita yang lebih tua di kamp di satu meja sehingga mereka mengalami kehangatan dan kebersamaan yang banyak dari kita lewatkan. Kami menawarkan mereka paket makanan untuk dibawa pulang setelah berbuka puasa,” kata dia.

Dia mengatakan mereka juga membantu menjaga kesehatan mental orang tua dengan mengembangkan hubungan cinta dan kasih sayang komunitas. Hal ini untuk mengimbangi kenyataan  mereka tidak dapat berkumpul dengan keluarga.

Ranin Abu Dhahir, merupakan orang yang mengajarkan Alquran kepada anak-anak di pusat tersebut serta membantu menyiapkan makanan berbuka puasa di dapur. “Perekonomian dalam keadaan yang buruk, dan para wanita tua kami meminta untuk berbuka puasa. Proyek ini sebagai cara  menghormati dan memulihkan martabat mereka meskipun kondisi ekonomi sulit yang dialami Lebanon,” ujarnya.

https://english.alaraby.co.uk/features/eating-together-family-ain-al-hilweh-camp-does-iftar