Berbuka Puasa Ala Muslim Amerika

Red: Heri Ruslan

Rabu 25 Jul 2012 05:21 WIB

Gedung Capitol Washington Foto: Heri Ruslan/Republika Gedung Capitol Washington

REPUBLIKA.CO.ID,  Kurma menjadi primadona di bulan suci Ramadhan, tak terkecuali di Amerika Serikat (AS). Laiknya kaum Muslim di belahan dunia lainnya, Muslim di Amerika pun menjadikan kurma sebagai makanan utama untuk berbuka.

Muslim Amerika mencoba mengikuti sunah yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW hampir 1.400 tahun yang lalu.

 

Kurma adalah buah yang spesial. Betapa tidak. Nama buah yang banyak tumbuh di Timur Tengah itu tak hanya tercantum dalam Alquran, namun juga dalam Injil dan Taurat.

 

Di Amerika, saat Ramadan beberapa tahun yang lalu, kurma segar bisa dipastikan tersedia di meja saat berbuka, namun tampaknya tidak tahun ini. Musim panen kurma di Amerika adalah sekitar pertengahan Agustus hingga pertengahan November.

Dengan sudah dimulainya Ramadan pada bulan Juli tahun ini, kurma segar hasil panenan tahun ini dapat dipastikan absen dari meja keluarga Muslim di Amerika, saat berbuka.

 

Tentu saja kurma tetap bisa didapatkan  di toko-toko, namun kurma tersebut tidaklah kurma baru hasil panen tahun ini. Itulah sebabnya, sejak dua tahun lalu. Mohammed Abdul Aleem, pendiri portal online IslamiCity, menganjurkan  para konsumen untuk membuat persiapan.

Ia mengatakan, jika Ramadan jatuhnya tidak pada saat musim kurma di Amerika, para konsumen diharuskan membeli kurma saat musim kurma di tahun sebelumnya, dan kemudian mendinginkannya dalam freezer di lemari es hingga waktu Ramadan tiba.

 

Para penjual kurma, seperti Aleem percaya bahwa menyimpan kurma di freezer  adalah cara  terbaik untuk memastikan kesegaran rasanya ketika disimpan dalam  jangka waktu yang lama. Ketika waktunya tiba untuk menikmati kurma tersebut, Aleem menyarankan untuk membungkus kurma tersebut dengan handuk basah dan memasukkannya dalam oven dengan suhu rendah.

 

Berbagai jenis kurma bisa ditemukan di Amerika seperti Zahidi, Deglet Noor dan Empress, namun yang paling popular di Amerika baik bagi warga Muslim dan non-Muslim adalah medjol, dengan buahnya yang besar.

 

Sembilan puluh persen kurma medjol di Amerika berasal dari lembah subur Coachella di Kalifornia. Daerah Kalifornia Selatan adalah salah satu dari sedikit wilayah di luar Timur Tengah dimana kurma dibudidayakan. Banyak  petani  kurma yang mengatakan  bahwa kurma dari Amerika mutunya sangat baik, tidak kalah, bahkan jauh lebih baik dari kurma-kurma dari tempat lainnya.

 

Bagaimana ceritanya kurma medjol ini sampai di tanah Amerika?  Tahun  1920-an, penyakit mengancam kurma medjol di daerah asalnya, Maroko. Penguasa Maroko mengirim 11 pohon kurma ke daerah Kalifornia Selatan, dan pohon kurma tersebut menemukan rumah barunya dan berkembang di sana.

 

Pohon kurma yang menemukan rumah barunya di Amerika, seperti juga kaum Muslim yang berkembang di Amerika, yang bisa dikatakan menjadi salah satu komunitas dengan pendapatan perkapita tertinggi di Amerika.

Muslim di Amerika secara relatif terintegrasi dengan baik dalam lingkungan sosial negara Adi Daya ini. Tanpa harus kehilangan akar budaya Islami di Amerika, negara yang merupakan “melting pot” atau tempat peleburan berbagai budaya yang ada, agama Islam berkembang dengan baik di Amerika.

 

Muslim yang lahir atau  besar di Amerika, yang mengalami baik kehidupan tradisional yang Islami dan juga pemikiran kreatif Amerika, mungkin akan merupakan kunci untuk menjawab permasalahan di dunia Muslim saat ini. Sesuatu yang bisa kita pikirkan bersama, seraya menikmati kurma.