Ramadhan di Negeri Tirai Bambu (2-habis)

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Hafidz Muftisany

Senin 23 Jul 2012 12:00 WIB

Dua remaja Muslim Cina. (ilustrasi) Foto: AP/Andy Wong Dua remaja Muslim Cina. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Tak jauh dari Ma, Han Jing perempuan belia berusia 17 tahun, juga tampak sangat bersemangat menyambut datangnya Ramadhan. Menurutnya bakal ada kebiasaan baru yang muncul dalam kesehariannya selama Ramadhan.

Bukan hanya berpuasa menahan hawa nafsu yang menjadi ritual ketika Ramadhan datang. Tapi juga pengalaman menyiapkan makanan untuk orang-orang yang berpuasa.

Ya, sebagai mana Muslim lainnya yang disibukkan dengan rutinitas membuat menu sahur, Han juga melakukan ini. Setiap paginya, siswa tersebut harus bangun dini hari guna menyiapkan menu makanan mengawali puasa.

“Saya harus bangun pada pukul 03.00 di pagi hari untuk menyiapkan makanan bagi keluarga,” katanya.

Namun Han mengaku melakukan semuanya dengan suka cita. Menurutya tidak setiap hari bulan special itu datang dan menjadi bagian dari kehidupan Muslim Cina.

“Banyak orang berfikit kami menderita karena harus melakukan puasa, tapi bagi diri saya, ini merupakan cara untuk lebih dekat kepada Tuhan saya, Allah swt,” ujarnya lagi.

Di Cina, setidaknya terdapat 20 juta umat Muslim. Berbeda dengan negara komunis lainnya, pemerintah Cina justru mendukung pengembangan Islam di negara tersebut.

Lain dengan kebanyakan agama yang tidak didukung penuh pemerintah, Cina malah memberi restu untuk umat Muslim menjalankan puasa. Bahkan negara itu juga mengizinkan dibentuknya industri makanan Halal di kantong-kantong Muslim di negara itu.

Terpopuler