REPUBLIKA.CO.ID,KIEV - Meski iklim di Ukraina sedang meningkat panas, umat muslim di negara itu menyambut datangnya Ramadhan dengan penuh suka cita. Mereka menganggap Ramadhan tahun ini mempunyai fitur sendiri dari tahun-tahun sebelumnya.
Menurut mufti atau ulama yang memiliki wewenang kebijakan Islam di Ukraina, cuaca yang panas dan terik membuat jarak waktu siang hari di negara itu meningkat menjadi 18 jam. Tingkat kelembapan di Ukraina juga tinggi sehingga membuat iklim menjadi lebih panas dan gerah.
Meski begitu, sebagian umat muslim di Ukraina tidak menanggapi persoalan iklim tersebut. Mereka tetap melakukan berbagai aktivitas menyambut bulan suci Ramadhan.
Ramadhan tahun ini muslim Ukraina lebih gencar mengundang beberapa mufti dari negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Mesir. Dilansir Presstv, para mufti itu diundang untuk melakukan ceramah dan doa di beberapa Masjid di pusat kota Ukraina.
Keberagaman Muslim Ukraina
Umat muslim di Ukraina terkenal multikultural. Mereka datang dari negara asal yang berbeda. Mufti di Ukraina menjelaskan keberagaman itu yang membuat umat muslim di Ukraina selalu mengawali dan mengakhiri Ramadhan dengan penuh doa.
Selama Ramadhan, muslim Ukraina selalu menyempatkan untuk berkumpul berbuka puasa bersama, sholat tarawih berjamaah, dan doa bersama ketika malam. "Puasa dimaksudkan untuk mengingatkan umat Islam disiplin dan pengendalian diri," ucap Mufti.
Uniknya, muslim Ukraina mempunyai tradisi tersendiri dalam penentuan hisab Ramadhan. Yakni dengan cara mengutus sekelompok muslim untuk melihat hilal ke negara asalnya masing-masing.
Setelah itu, kelompok muslim tersebut kembali ke Ukraina dan mengabarkan hisab Ramadhan sesuai dengan tanggal Ramadhan di negara sekelompok muslim itu berasal.