REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Panggung ukuran sekitar 3 x 5 menghiasi pelataran masjid Cut Meutia. Hari sebelumnya, Jumat (12/8) sudah dibuka RICMA Camp yang dimeriahkan oleh festival musik jazz di masjid yang berlokasi di Jakarta Pusat ini.
Aktivitas tampak di berbagai sisi masjid. Di salah satu ruangan, ada sekitar 65 peserta mengikuti pesantren kilat yang bertemakan “Pemuda Bukan Untuk Diam tapi Bagaimaana Mencari Jati Diri Untuk Menjadi Pemimpin Selanjutnya”.
RICMA camp adalah pesantren kilat yang digelar oleh Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA) setiap tahun di bulan puasa. “Ini adalah program tetap. Tahun ini RICMA bekerjasama dengan warta jazz untuk membuat festival jazz”, ungkap Muhammad Pradana Indraputra, ketua RICMA.
RICMA camp merupakan salah satu bentuk training kepemudaan yang bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Islam dan membuka wawasan terhadap peran-peran pemuda di masa yang akan datang. Ada materi tentang kepemudaan, keislaman dan kenegaraan yang diharapkan setelah acara ini akan muncul generasi muslim dengan daya saing kuat, berkarakter Ulil Albab. Memiliki intelektual yang tinggi dan wawasan keislaman yang luas.
“Kami berharap akan ada alumni RICMA camp yang menjadi astronot yang bisa mendarat di bulan”, ungkap mahasiswa FE UI ini. “Ini agar banyak orang besar yang lahir dari masjid”, lanjutnya. RICMA camp berlangsung 3 hari dan peserta menginap di hotel Sofyan, Menteng.
Cukup banyak pro kontra dengan adanya festival jazz di masjid Cut Meutia ini. Yang kontra dengan festival musik ini menganggap bahwa masjid bukan tempat yang tepat untuk menggelar acara musik. Dana sebagai ketua RICMA yang bertanggungjawab terhadap acara ini pun memaklumi. Menurutnya, masing-masing orang memiliki caranya sendiri dalam berdakwah.
“Kalau kita melihat Q.S Ibrahim ayat 4, di situ disebutkan bahwa jika kita berdakwah maka kita harus mengikuti bahasa kaum yang akan kita ajak. Maka dari itu, karena targetan kita adalah anak muda maka kita coba mengikuti tren mereka,'' katanya. “Ini agak sulit untuk mengajak orang ke masjid. Tapi, ketika mengajak orang untuk nonton musik lalu mampir ke masjid, itu akan lebih mudah.''
Adanya festival jazz di masjid Cut Meutia ini menurutnya bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan rasa saling memiliki antar remaja masjid dan masyarakat. Untuk tetap menjaga adab-adab dalam masjid, ia sudah meminta kepada pihak warta jazz sebagai “partner” untuk berkomunikasi dengan artis pengisi acara untuk turut membawakan lagu-lagu islami dan berpakaian yang sopan selama berada di lingkungan masjid.