Selama Lebaran Pengemis di Yogya Turun 50 Persen

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Didi Purwadi

Jumat 02 Sep 2011 15:37 WIB

Anak jalanan Foto: Bismo/Republika Anak jalanan

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Selama Lebaran tahun ini jumlah pengemis dan anak jalanan di wilayah Yogyakarta berkurang sekitar 50 persen dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu. Hal ini karena sering dilakukan himbauan kepada masyarakat untuk tidak memberi uang kepada para pengemis dan adanya sosialisasi Perda DIY No.6 Tahun 2011 tentang Perlindungan Anak yang Hidup di Jalan.

Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Sosial Provinsi DIY Sulistyo  kepada Republika, Jum'at (2/9).  Kebanyakan para pengemis dan anak jalanan yang masih ada di Yogyakarta berasal dari luar DIY seperti Magelang dan sekitarnya. Himbauan kepada masyarakat untuk tidak memberi uang kepada para pengemis dan anak jalanan lewat media massa dan juga dari mulut ke mulur.

''Kami juga melakukan permbedayaan masyarakat. Sehingga, mereka yang semula menjadi pengemis itu bisa mempunyai usaha untuk mencukupi kebutuhannya. Ini supaya mereka juga malu untuk minta-minta,'' kata dia.

 

Menurunnya pengemis juga diakui oleh Dwi Astuti yang merupakan warga Blunyah Gede Yogyakarta. Lebaran tahun ini di tempat tinggalnya tak banyak pengemis. ''Selama Lebaran ini sudah empat hari ini saya baru melihat ada satu orang peminta-minta yang datang ke rumah. Padahal, Lebaran tahun lalu dalam sehari ada sekitar tiga orang pengemis,'' ungkap dia.

Pada Perda tentang Perlindungan Anak yang Hidup di Jalan ini, orientasinya tidak hanya pada penanganan anak yang hidup di jalan, melainkan juga keluarga yakni dengan pengembangan program dukungan keluarga. Di dalam pasal 43 juga disebutkan bahwa setiap orang dilarang memberikan bantuan uang di jalan atau di tempat umum kepada anak yang hidup di jalan.

''Di samping itu juga ada himbauan daripada uang diberikan kepada anak jalanan lebih baik disalurkan ke zakat, infaq dan sodaqoh,'' kata Sulistyo.

Terpopuler