Soal Idul Fitri, Pemerintah Salah Beri Pengumuman, Kenapa?

Rep: Anita Puspitasari/ Red: cr01

Selasa 30 Aug 2011 11:17 WIB

Sidang Isbat Penentuan 1 Syawal 1432 H di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta, Senin (29/8). Foto: Antara/Reno Esnir Sidang Isbat Penentuan 1 Syawal 1432 H di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta, Senin (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pimpinan Muhamadiyah Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sofyan Abdul Halim, bingung terhadap pengumuman pemerintah mengenai pelaksanaan Idul Fitri di negara lain.

Sofyan menyayangkan pengumuman yang menyebutkan bahwa pemerintah Malaysia dan Arab Saudi melaksanakan Idul Fitri pada hari Rabu (31/8). "Kenapa pada Sidang Itsbat semalam pemerintah mengumumkan bahwa negara seperti Arab Saudi dan Malaysia lebaran pada hari Rabu. Padahal negara tersebut melaksanakan lebaran pada hari Selasa. Itu kan sama saja dengan membohongi publik," kata Sofyan, Selasa (30/8).

Seharusnya pemerintah memberikan pengumuman yang benar, jangan menyimpang siurkan berita semacam itu. "Bahkan negara yang sedang berperang pun, Libya, juga merayakan lebaran hari ini. Pemberitaan semacam itu tentu saja tidak diperbolehkan. Namun mengenai perbedaan hari raya di Indonesia, sebenarnya tidak masalah. Kita ambil saja hikmahnya," tambahnya.

Mengenai penetapan Idul Fitri, Muhmmadiyah sejak sebelum masuk bulan Ramadhan memang sudah menentukan tanggal 1 Syawal pada hari Selasa (30/8). "Kami menggunakan hisab (perhitungan) dan wujudul hilal, jadi hingga tanggal 10 Dzulhijjah pun sudah ditetapkan," ujarnya.

Mengenai metode rukyat, Sofyan juga mengkritik alat yang digunakan tak secanggih Malaysia. "Malaysia yang posisi waktunya di belakang Indonesia justru sudah dengan jelas mampu melihat hilal. Namun Indonesia tidak, berarti Indonesia kalah dong alatnya sama Malaysia," sindirnya.

Namun walaupun berbeda pendapat mengenai penetapan 1 Syawal, Sofyan tetap berharap agar perbedaan tersebut tetap menjalinkan ukuwah Islamiyah di antara umat semuanya.

Terpopuler