REPUBLIKA.CO.ID, Sofea Susan Albert Kassim menyambut gembira awal pertamanya ia puasa di bulan Ramadhan, selepas dirinya menjadi Muslim. Berasal dari Miri, Sarawak, wartawan yang berumur 26 tahun dari Mstar ini hadir bersama keluarga rekannya untuk melakukan sahur dan berbuka puasa dengan sesama teman serumah Muslimnya.
ofea berasal dari keluarga Kristen Anglikan. Dia memutuskan memeluk agama Islam pada November tahun lalu. Ia saat ini sudah bertunangan dengan Razali Jaafar, seorang surveyor. Kedua pasangan ini merencanakan menikah pada pada November tahun ini.
Mengenai konsep dari puasa, bagaimanapun, bukan merupakan hal yang baru bagi Sofea. "Saya telah melakukansebelumnya dan ini merupakan tantangan untuk pertama kali pergi tidak makan dan minum. Tetapi dengan bantuan dan bimbingan dari teman Muslim saya, menjadi lebih mudah bagi saya untuk dikelola," tuturnya.
Sofea bertemu dengan tunangannya itu ketika mereka tengah menimba ilmu di Universitas Teknologi Mara (UiTM) di Shah Alam pada 2003 lalu. Sofia ketika itu merupakan mahasiswa jurusan Komunikasi Massa, sementara Razali mahasiswa di Fakultas Arsitektur, Perencanaan dan Penelitian.
"Pertamanya kami hanya berteman. Tetapi hubungan terus berlanjut setiap waktu, sehingga membuat saya harus menyiapkan mental untuk memeluk Islam, jika nantinya kami menikah," ungkap Sofea.
Bagi dia, konsep berpuasa dapat diartikan sebagai sebuah pantangan untuk makan dan minum selama kita beraktivitas dari waktu Subuh hingga beduk Maghrib. "Bulan Ramadhan juga mengajari kita untuk menjadi sabar dan bersikap moderat kala berbuka puasa. Saya juga melihat itu juga merupakan cara yang baik untuk mendetoksifikasi tubuh anda," bebernya.
Sofea menambahkan bahwa perbedaan berpuasa sebelum dirinya memeluk Islam dan saat ini adalah pada kekhidmatannya dalam beribadah atau niat yang murni untuk berpuasa. "Saya sering melihat bagaimana teman-teman Muslim saya melewati hari-harinya tanpa minum dan makan. Ini pada awalnya merupakan perjuangan bagi saya karena sebelumnya tidak memiliki niat, tapi sekarang saya bisa menerimanya sepenuh hati," tuturnya.
Teman-temannya di Kampus juga mengajari Sofea bagaimana membaca Alquran dan beribadah. "Mereka mengajari saya bagaimana menjalani hidup sebagai seorang Muslim. Saat hari berakhir bagi saya, setiap agama mengajarkan pengikutnya untuk menjadi baik dan menahan diri untuk tidak menyakiti orang lain," imbuhnya.
Sofea melanjutkan, keluarganya mendukung atas sikapnya yang memeluk Islam dan selalu menjaga hubungan. "Mereka menerima keputusan saya. Tetapi ibu saya tampak terkejut ketika melihat saya pertama kali mengenakan Jilbab," ujarnya dengan tertawa.
Bagi Sofea, hari pertamanya pada bulan Ramadhan ini, waktunya akan dihabiskan bersama keluarga tunangannya di Tangkak, Johor. "Saya begitu tertaik dan gugup dalan beberapa waktu," katanya. "Tapi itu akan menjadi lebih baik karena saya akan memiliki keluarga yang mendukung dan membimbing. Saya juga siap-siap untuk melakukan shalat tarawih dan sahur bersama dengan mereka," bebernya.
Sofea juga ikut membantu menyiapkan makanan untuk sahur, dengan memasak nasi goreng favoritnya selama Ramadhan. "Untuk makanan selama sahur, saya akan masak pada malam hari dan memanaskannya kembali saat sahur. Karena jadwal kerja saya, hal itu akan menjadi sulit, karena harus buru-buru pulang ke rumah dan memasak untuk berbuka puasa. Namun, kebanyakan saya akan membeli makanan di Bazaar Ramadhan dengan teman sekamar saya," tandasnya.