Ramadhan dalam Pusaran Sejarah Islam

Red: Heri Ruslan

Senin 23 Jul 2012 19:59 WIB

Hiasan lampu di Masjid Turki menyambut Ramadhan Foto: http://www.eurasianet.org Hiasan lampu di Masjid Turki menyambut Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Heri Ruslan

Menurut Jhon L Esposito, dimensi historis dan komunal dari bulan Ramadhan terwujud dalam peristiwa-peristiwa yang berlangsung setiap tahun, dan sepanjang bulan tersebut.

Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriah.  Menurut bahasa, Ramadhan berarti ‘’amat panas’’. Nama bulan yang agung dan mulia bagi umat Islam itu diberikan oleh orang-orang Arab, karena pada bukan itu padang pasir sangat panas oleh terik matahari.

‘’Bangsa Arab pada zaman dahulu memiliki kebiasaan memindahkan suatu istilah dari bahasa asing ke bahasa mereka sesuai dengan keadaan yang terjadi pada masa tersebut,’’ tulis Ensiklopedi Islam. Lantaran suhu udara pada bulan kesembilan itu panas, lalu mereka menamakannya Ramadhan.

Bagi umat Islam, Ramadhan adalah bulan yang agung dan istimewa. Betapa tidak.  Pada bulan ini, manusia yang beriman kepada Allah SWT diwajibkan untuk berpuasa, menahan diri dari makan, minum, dan melakukan hubungan seksual sepanjang siang hari. Karena keistimewaannya, Ramadhan dijuluki sebagai Syahr Allah (bulan Allah SWT).

Rasulullah SAW bersabda, ‘’Telah berfirman Allah azza wajjala: Tiap-tiap amal anak Adam untuknya sendiri. Kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan aku sendiri yang akan membalasnya…’’ (HR Bukhari). Karena itulah, kaum Muslim di seluruh dunia selalu menantikan datangnya bulan nan agung ini.

Selain mulia dan agung, karena pada bulan ini Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada hamba-hambanya, Ramadhan juga bulan spesial dalam pusara sejarah peradaban Islam. Sederet peristiwa penting dan bersejarah terjadi pada bulan yang berjuluk Syahr al-Qur’an (bulan Alquran) itu.

Menurut Jhon L Esposito, dimensi historis dan komunal dari bulan Ramadhan terwujud dalam peristiwa-peristiwa yang berlangsung setiap tahun, dan sepanjang bulan tersebut. Ramadhan, kata Esposito,  menjadi masa ketika tanggung jawab moral sebagai Muslim ditekankan.

‘’Puasa Ramadhan merupakan refleksi untuk menghidupkan moral dan etik,’’ papar Guru Besar pada bidang Studi Islam di Universitas Georgetown, Amerika Serikat itu. Karenanya, bagi umat Islam, Ramadhan merupakan bulan untuk mendongkrak kesadaran ketuhanan (takwa), perjuangan menegakkan kebenaran, mengamalkan nilai-nilai kebaikan, dan menunjukkan kesalehan sosial.

Sejarah telah mencatat berbagai peristiwa penting yang terjadi di bulan yang istimewa itu. Umat Islam di era Rasulullah berhasil menorehkan sederet prestasi penting pada Ramadhan. Haus dan lapar tak menjadi penghalang bagi mereka untuk merebut kemenangan di medan perang. Ramadhan telah memompa semangat juang umat Islam untuk menegakkan kebenaran.

Terpopuler