REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Spanduk-spanduk sejumlah politikus, calon gubernur Sulawesi Selatan dan calon wali kota Makassar, secara berjamaah tebar pesona jelang Ramadhan. Sayangnya, spanduk dan baliho yang menjamur itu merusak estetika kota.
"Spanduk dan baliho yang menjamur untuk ucapan selamat menyambut Ramadhan itu dapat merusak estetika kota," kata Badan Pekerja Lembaga Studi Kebijakan Publik Salma Ruslan di Makassar, Jumat (20/7).
Pemasangan spanduk dan baliho yang serampangan itu, lanjut dia, harusnya tidak dilakukan pihak pemenangan cagub atau walikota akan justru akan menurunkan citra calon itu sendiri.
Disisi lain disinyalir pemasangan spanduk atau baliho itu banyak yang tidak melapor ke pihak Dispenda setempat sebelum memasang gambar politikus atau pun calon birokrat. Mencermati hal tersebut, masih kata Salma, pengetatan pemasangan spanduk dan baliho itu perlu dilakukan, agar tidak merusak estetika kota dan menimbulkan kerugian untuk potensi pendapatan asli daerah.
Di beberapa titik ruas jalan di Kota makassar sudah ramai dihiasi spanduk dan baliho. Pemasangan tersebut tak terlepas dari pencitraan politikus atau pun calon gubernur Sulsel dan walikota Makassar. Spanduk-spanduk yang terlihat di antaranya milik Cagub Sulsel, H Syahrul Yasin Limpo, pasangan cagub Sulsel Ilham Arief Sirajuddin dan Azis Kahar Mudzakkar, calon walikota Makassar Adil Patu, Syaiful, Aryadi Arsyal dan sebagainya.
Sosialisasi para politikus dan figur kandidat calon gubernur wakil gubernur calon walikota dan calon yang akan bertarung pada Pemilukada 2013 tersebut menelan anggaran ratusan juta rupiah. Sementara izin pemasangan spanduk atau baliho itu tidak jelas. Meskipun ada ancaman dari pihak Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar untuk menurunkan paksa reklame Ramadhan yang tak memiliki izin, namun spanduk dan baliho terus menjamur.