REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Tim yang meneropong di Bukit Gelumpay Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, mengemukakan, peneropongan untuk melihat hilal terhalang awan tipis.
"Kondisi cuaca sangat mempengaruhi peralatan kami untuk melihat secara jelas terbitnya hilal," kata salah satu anggota tim yang melakukan peneropongan di Lampung, Ajeng Juanda, saat dihubungi di Bandarlampung, Kamis.
Menurut dia, di Lampung terdapat dua lokasi tempat meneropong terbitnya hilal, yakni di Bukit Gelumpay dan Lemong, Krui, Lampung Barat.
Setiap tim terdiri atas 15 orang yang berasal dari unsur Muhamadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Polda dan pihak kampus IAIN Radin Intan.
Saat dihubungi, sekitar pukul 17.00 WIB, tim baru mempersiapkan peralatan untuk meneropong hilal. Jika hilal tampak dalam peneropongan itu, artinya esok hari merupakan 1 Ramadhan 1433 H.
"Observasi baru bisa dilakukan setelah matahari terbenam, kemungkinan sekitar pukul 18.05 WIB, kami sudah bisa menentukan hilal terlihat atau tidak," katanya.
Sebelumnya, Menteri Agama RI Suryadharma Ali saat berada di Lampung beberapa hari lalu mengimbaukan masyarakat Indonesia agar tetap menjalankan ibadah puasa sesuai dengan keyakinan masing-masing.
"Sidang itsbat akan dilakukan pada 19 Juli, setelah sebelumnya melakukan rukyah di beberapa titik, hasil rukyah itulah baru bisa kita putuskan penentuan 1 Ramadhan 1433 H," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dia berharap Muhamadiyah dapat hadir mengikuti sidang tersebut.
"Persatuan dan kebersamaan itu jauh lebih penting dari pada perbedaan," katanya.