REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi berharap tak ada aksi kekerasan atau main hakim sendiri dari kelompok manapun terhadap tempat hiburan menjelang datangnya bulan Ramadhan.
"Saya berharap agar tidak ada sweeping dengan kekerasan di bulan Ramadhan. Cukup dengan mendesak Kepolisian atau aparat agar menjaga etika terhadap mereka yang berpuasa," kata KH Hasyim Muzadi di Jakarta, Senin (16/7).
Menurut Hasyim, aksi sweeping dan kekerasan akan menguntungkan kelompok-kelompok yang selama ini sudah anti terhadap Islam. Kekerasan itu, imbuhnya, hanya akan dimanfaatkan mereka untuk menghancurkan citra Islam.
"Sesungguhnya kekerasan tersebut sangat menguntungkan kelompok anti-Islam atau Islamophobia. Mereka akan menggunakan kekerasan tersebut untuk menutupi kekerasan atau white crime dalam skala yang besar dan luas," katanya.
Hasyim mengingatkan, konflik dan kekerasan horizontal yang terjadi belekangan ini disebabkan kelemahan kekuasaan. "Hukum yang tidak berkeadialan, politik yang tidak amanat, serta ekonomi yang rusak," jelas pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini.
Bersamaan dengan itu, lanjutnya, ada kelompok-kelompok yang bekerja untuk kepentingan asing dengan merusak bangsa sendiri di mata dunia internasional. "Baik itu di bidang ekonomi, politik, disintegrasi bahkan separatisme akan ramai-ramai berlindung dalam kekerasan ormas yang melakukan sweeping kemudian menyalahkan Islam," tuturnya.
Ditakatakan Hasyim, gerakan transnasional yang berhimpitan dengan gerakan universalisme agama kerap mengancam disintegrasi bangsa. Bahkan melapangkan jalan untuk merdekanya bagian dari Indonesia
"Bahayanya, gara-gara ormas Islam me-sweeping warung nasi atau kedai kopi, padahal itu boleh untuk musafir. Lebih strategis kalau umat Islam yang ikut mendirikan republik ini menjaga NKRI dari rongrongan dari dalam yang bekerja sama dengan pihak luar melalui tema yang tampaknya humanis dan mempertahankan hak asasi," jelasnya.