REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Momentum nuzulul Qur’an bertepatan dengan malam tanggal 17 Agustus adalah sebuah momen yang langka. Terjadi hanya setiap 12 tahun. Menteri Agama, Suryadarma Ali, yang diwakili oleh direktorat jendral bimbingan masyarakat Islam, Nazarudin Umar, menyampaikan dalam sambutannya di masjid Istiqlal (16/8) bahwa proklamasi Indonesia di tahun 1945 juga terjadi di bulan ramadhan di hari Jumat.
“Banyak terjadi coretan di naskah proklamasi karena ketika itu sudah terburu-buru menuju shalat Jumat walaupun sudah dikonsep sebelumnya. Perumusnya kebanyakan dari kalangan ulama”, ungkapnya di pidato tersebut.
Ia berharap dengan peringtaan nuzulul Qur’an dapat meningkatkan keimanan, mempertebal akidah, memperkuat wawasan kebangsaan Indonesia yang jumlah umat muslimnya sekarang terbesar di dunia.
Acara nuzulul Qur’an dilanjutkan dengan dzikir bersama yang dipimpin oleh Habib Munzir dari Majelis Rasululloh (MR). Diikuti oleh sekitar 1 juta jamaah, Aisyah Najmatunnisa (27) kordinator putri dari acara ini mengatakan bahwa jamaah berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
“Seluruh masjid akan dipenuhi dengan jamaah dzikir,'' ungkapnya. Jamaah putra berada di tiga perempat bagian lantai utama dan di lantai 2,3,4. Jamaah putri sebagaian berada di lantai utama dan lainnya ada di halaman untuk mengantisipasi jamaah yang sedang haid agar tetap bisa berdzikir.
Acara dzikir bersama ini sering dilakukan MR di momen-momen besar. “Kami terakhir mengadakan dzikir bersama di Monas dengan diikuti oleh 2 juta orang”, ungkapnya.