REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Lebaran tinggal tiga hari lagi. Volume kendaraan pemudik sudah meningkat secara signifikan. Termasuk, pemudik sepeda motor.
Sejak Kamis (16/8) pagi hingga sore hari, pemudik motor memadati jalur alternatif yang melintasi Karawang, Jawa Barat. Kemacetan juga terjadi di mana-mana. Terutama, di titik-titik perlintasan dengan penduduk lokal.
Akan tetapi, para pemudik sepeda motor diimbau untuk tidak berisitirahat di tempat yang sepi. Pasalnya, tempat tersebut tidak aman. Sebab, dua hari yang lalu pernah ada kasus penusukan terhadap pemudik yang berisitirahat di tempat sepi.
"Usahakan istirahatnya di tempat ramai, Pos Pam, atau di rumah penduduk setempat," ujar Kapolres Karawang AKBP Arman Achdiat.
Sebab, tempat yang sepi risikonya sangat tinggi. Pemudik, bisa kehilangan harta bendanya. Termasuk nyawa. Apalagi, di sepanjang jalur alternatif Tanjungpura-Telagasari-Cikalong, banyak tempat-tempat sepi. Pasalnya, jalur tersebut melintasi areal pertanian dan perkebunan.
Selain kewaspadaan dari diri si pemudik, pihaknya juga telah melakukan sejumlah antisipasi. Guna menekan terjadinya kasus kriminalitas yang mengancam pemudik. Salah satunya, setiap rombongan pemudik sepeda motor akan dikawal oleh anggota polisi. Bahkan, setiap empat kilometer sekali terdapat pos pengamanan.
Pengawalan ini, akan lebih ditingkatkan ketika malam hari. Mengingat, situasi malam risiko kejahatannya lebih tinggi ketimbang siang. Karena itu, anggota yang bertugas malam hari jumlahnya lebih banyak.
Disebutkan Arman, jalur alternatif sepeda motor yang keluar Cikalong, Jatisari akan diberlakukan buka tutup. Bila kondisi jalur utama Pantura memungkinkan, maka pemudik motor akan keluar lewat Cikalong. Sebaliknya, jika terjadi kemacetan bahkan ekornya bisa sampai Simpang Jomin, sepeda motor akan diimbau keluar Ciasem, Subang.
Dari pantauan Republika, salah satu titik kemacetan terjadi di jalan irigasi belakang Pemkab Karawang. Pasalnya, arus lalu lintas dari Tanjungpura menuju Pantura dialihkan semua ke jalur alternatif. Sehingga, terjadi penumpukan antara kendaraan roda dua, roda empat pemudik dengan kendaraan penduduk lokal.
Selain itu, penyebab kemacetan ini akibat banyaknya pemudik sepeda motor yang berhenti di sembarang tempat. Sehingga, kendaraan di belakangnya mengantre dengan panjang.