Periksa Jalur Mudik Jateng, DPR Minta Jalan Diperhalus

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Heri Ruslan

Kamis 09 Aug 2012 22:07 WIB

Persiapan jalur mudik/ilustrasi Foto: Antara Persiapan jalur mudik/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG -- Beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI menyambangi Jawa Tengah, Kamis (9/8). Mereka melihat kondisi jalur mudik, baik jalan raya maupun rel kereta api.

Anggota DPRD Komisi V DPR RI, Agus Bastian, menuturkan, kondisi jalur mudik mulai terlihat disiapkan. Meski demikian, beberapa jalan masih terlihat dalam pengerjaan. Pihaknya pun meminta agar pemerintah memperbaiki seluruh jalur mudik tersebut.

"Jalan nasional merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. Tapi kalau itu jalan provinsi dan kabupaten ya tanggung jawab kan provinsi kabupaten. Diharuskan agar ini semua diperbaiki. Jalan yang bergelombang supaya diperhalus," tuturnya di Stasiun Tawang Semarang, Kamis (9/8).

Agus mengatakan, pihaknya berharap H-10 lebaran seluruh jalur mudik siap digunakan. Sehingga masyarakat yang ingin mudik dapat terlayani dengan baik. "Jalur disiapkan supaya H-10 sudah siap. Secara berangsur-angsur mungkin akan disiapkan. Daerah juga harus memperhatikan," tutur anggota dewan dari fraksi demokrat tersebut.

Selama pantauan, dewan menilai Jateng telah siap dari sisi infrastruktur. Namun kapasitas infrastruktur tersebut masih jauh untuk melayani kapasitas pemudik. Apalagi lonjakan pemudik tahun ini diperkirakan meningkat enam persen.

"Maka perlu pemecahan. Perlu upaya bagaimana agar pemudik fisiknya tidak berat. Kereta api maupun lalu lintas harus mengerahkan kemampuannya. Karena lonjakan mudiknya diperkirakan akan begitu besar tahun ini, sampai enam persen baik jalan raya, kereta api, dan sebagainya. Maka apabila kita lengah, berakibat ketidaknyamanan pemudik," ujarnya.

Koordinasi antara kementrian pusat dengan daerah pun diharapkan dapat terjalin. Terutama dalam mengatur beberapa titik sumber kemacetan lalu lintas seperti pasar tumpah dan palang setop kereta api.

"Ada rencana lantas untu melakukan pengaturan pun terbatas. Kami tida bisa memaksa untuk hari tertentu. Mengatur itu tidka mudah," pungkasnya.

Terpopuler