REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kedatangan sejumlah kereta api (KA) jarak jauh kelas bisnis dan eksekutif di Stasiun Jatinegara molor dari waktu kedatangan yang telah dijadwalkan. Keterlambatan tersebut mencapai tiga puluh menit lebih.
Seperti KA Sawunggalih Malam Jurusan Kutoarjo, Jawa Tengah, yang malam itu tiba di Stasiun Jatinegara pada pukul 19.56 WIB atau terlambat sekitar 34 menit dari jadwal kedatangan, yakni pukul 19.22 WIB. “Terlambatnya lumayan lama ya, setengah jam lebih,” ujar Tobing, salah seorang calon pemudik di ruang tunggu.
Saat dikonfirmasi, anggota tim Posko Mudik Stasiun Jatinegara, Akyadi menjelaskan bahwa keterlambatan tersebut adalah faktor teknis yang tidak terhindarkan. Hal itu, katanya, merupakan dampak pemaksimalan kenyamanan dan kemanan penumpang melalui sweeping yang dilakukan sejak di stasiun keberangkatan.
“Di sana (stasiun keberangkatan), pemeriksaan dilakukan saat penumpang memasuki kereta, sedangkan di sini (Jatinegara), sweeping diberlakukan bagi penumpang yang telah berada di dalam kereta,” jelasnya.
Hingga Sabtu (27/8) malam, pihak Stasiun Jatinegara tidak menemukan kendala berarti dalam pengaturan keberangkatan kereta angkutan lebaran berbagai tujuan. Penertiban penumpang yang kedapatan naik tanpa tiket berlangsung tertib dan aman.
Akyadi yang ditemui Republika usai melakukan sweeping rangkaian kereta bisnis jarak jauh mengatakan, sweeping melibatkan minimal sepuluh orang petugas gabungan dari PT KAI, Garnisun, serta personel militer. Sejak masa angkutan lebaran 23 Agustus lalu, tambah ia, pihaknya belum menemukan kendala atau perlawanan dari penumpang.
Menurutnya, penumpang yang naik kereta api tanpa tiket rata-rata bermodalkan nekat karena kehabisan tiket. “Sebagian lainnya mengaku terburu-buru hingga salah naik kereta,” ujar Akyadi. Meski demikian, sesuai peraturan yang telah ditetapkan PT KAI, para penumpang nakal tersebut diturunkan dari kereta. “Selepas dari Jatinegara, kereta sudah steril (dari penumpang gelap) hingga tujuan.”