REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat Ramadhan pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka dikunci menjadi bagian dari keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadan. Demi mendapat keistimewaan itu, umat Islam sudah sepatutnya berlomba menghidupkan Ramadhan dengan ibadah-ibadah unggulan.
"Pada bulan Ramadhan Allah membukakan pintu-pintu surga dan mengunci pintu-pintu neraka, sedang setan-setan dibelenggu," tulis tulis KH Jeje dalam bukunya "Seputar Masalah Puasa, Itikaf, Lailatul Qadar dan Lebaran"
Hal ini kata dia, sebagaimana secara tegas disebutkan dalam hadits shahih.Rasulullah SAW bersabda. "Apabila masuk bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka dikunci, dan setan-setan dibelenggu". (HR. Bukhari-Muslim). Pengertian dibukanya pintu-pintu surga dan dikuncinya pintu-pintu neraka dapat dipahami dari dua sudut penafsiran.
Penafsiran dari tinjauan makna hakiki dan majazi.
KH Jeje menerangkan, dari tinjauan makna lahir (hakiki) dibukanya pintu surga dan dikuncinya pintu neraka menunjukkan bahwa selama Ramadhan, pintu-pintu surga terbuka secara lebar sehingga segala keindahan dan kenikmatan di dalamnya terlihat jelas bagi makhluk-makhluk yang diberi izin Allah SWT untuk melihatnya. Sedang pintu-pintu neraka terkunci sehingga segala kengerian dan penderitaan di dalamnya tidak terlihat selama Ramadhan.
"Hanya saja mata lahir manusia tidak ada yang bisa dan mampu melihatnya," katanya.
Adapun dari makna majazi atau kiasan, ada beberapa pengertian mengenai terbukanya pintu surga dan terkuncinya pintu neraka selama Ramadhan.
Pertama, dibukanya pintu surga maknanya terbukanya berbagai kesempatan pahala dan ganjaran yang berlipat ganda dari Allah SWT. Di mana semua amal kebaikan dilipatgandakan melebihi bulan-bulan yang lainnya.
"Sebaliknya keburukan dan maksiat dipersempit dengan dengan banyaknya kesempatan baik," katanya.