Karena itu pula Rasulullah SAW banyak membaca Alquran pada bulan Ramadhan karena pada bulan ini Jibril AS datang dan ikut bertadarus membaca Alquran. Pada bulan ini pula kita dianjurkan banyak mengunjungi masjid, menjadi tamu di hadapan Allah.
Pada bulan Allah ini, hendaknya kita menghabiskan waktu beribadah dan berdzikir kepada Allah di masjid, sebagaimana Rasulullah SAW selalu beritikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah terus melakukan hal ini rutin setiap tahun sampai Allah menjemputnya.
Adapun ketika sahur, Rasulullah biasa mengakhirkannya sampai sepertiga malam. Beliau berkata, “Tidak henti-hentinya manusia berada dalam kebaikan selama dia menyegerakan untuk berbuka dan mengakhirkan sahur." Akhir waktu makan sahur adalah beberapa saat menjelang terbit fajar. Zaid bin Tsäbit menjelaskan hal itu (beberapa saat menjelang fajar) setara dengan ukuran orang membaca ayat Alquran sebanyak lima puluh ayat.
Berkaitan dengan makan sahur ini, sangat dianjurkan sekali bagi kita untuk makan sahur sebelum melakukan puasa di siang harinya. Beliau berkata, “Makan sahurlah kalian karena pada waktu sahur itu ada berkah."
Baca juga : Yati: Jika Perdana Menteri Muslim, 50 Persen Warga Masuk Islam
“Dari tuntunan berpuasa Rosulullah, kita dapati hikmah yang sangat besar sekali. Yaitu, kendati kita melakukan puasa seharian penuh, namun dengan menyegerakan berbuka, selain merupakan suatu kebaikan, karena berbuka adalah hal yang sangat diperlukan tubuh yang memerlukan makanan dan minuman. Kemudian mengakhirkan makan sahur, maka jangka waktu untuk melakukan puasa bisa sependek dan seringan mungkin sehingga tidak memberatkan dan menyiksa tubuh siapapun yang melaksanakan ibadah puasa ini,” kata Ismail.
Rasulullah juga mengajarkan berdoa ketika hendak berbuka. Beliau juga katakan bahwa di antara doa yang tidak akan ditolak adalah doa orang yang sedang melaksanakan puasa.