REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan berusaha keras untuk menjamin agar stok bahan pokok selama bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri tahun 2022 tersedia dengan harga terjangkau. Namun Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwal, mengakui ada sejumlah komoditas strategis yang mengalami lonjakan harga cukup tinggi.
"Untuk daging beku, telur dan daging ayam diperkirakan akan sedikit mengalami kenaikan karena beberapa faktor antara lain cuaca, recovery, dan kekurangan stok," kata Oke Nurwal dalam webinar yang diselenggarakan Divisi Humas Polri secara daring, Kamis (31/3) siang.
Untuk bahan pokok seperti beras, cabe, bawang merah, lanjut Oke, hingga akhir Lebaran posisi masih aman. Tapi setelah April Dirjen Perdagangan Dalam Negeri memperkirakan akan ada kenaikan karena faktor cuaca.
Sementara bahan pokok strategis lainnya yang merupakan komoditas impor, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwal menyebut gandum, kedelai mengalami kenaikan cukup tinggi.
"Sekarang ini pemerintah mensubsidi harga kedelai dengan menyediakan stok 200 ribu ton melalui Bulog agar harga bisa stabil," ungkap Oke.
Pemerintah, lanjut Oke, mempertimbangkan kelangsungan UMKM tahu tempe yang sangat terpukul oleh kenaikan harga kedelai.
Adapun minyak goreng, menurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri itu, harganya stabil tetapi stoknya sempat terbatas.
Sebelumnya Kadiv Marketing Perum Bulog Subali Agung Gunawan juga menyampaikan ketersediaan stok bahan pokok untuk bulan Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri nanti.
Soal minyak goreng, Agung mengaku Bulog hanya menangani minyak goreng kemasan, bukan curah.
"Idealnya kita diberi kesempatan menangani minyak goreng curah karena kita memiliki gudang distribusi yang merata di tanah air," ujarnya.