Kemenag Jelaskan Kemungkinan Adanya Perbedaan Awal Ramadhan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 31 Mar 2022 15:50 WIB

Ilustrasi pemantauan hilal (bulan) menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal. Kemenag Jelaskan Kemungkinan Adanya Perbedaan Awal Ramadhan Foto:

1

"Keempat, hasil rukyat dari daerah yang memungkinkan hilal dirukyat walaupun di luar wilayah Indonesia yang mathla'nya sama dengan Indonesia dapat dijadikan pedoman oleh menteri agama," ujar Adib.

Sebagaimana yang selama ini berjalan, Adib mengatakan, sidang isbat dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, sejumlah duta besar negara sahabat, serta kementerian dan lembaga terkait. Kemenag berperan sebagai fasilitator bagi para ulama, ahli, dan cendekiawan untuk bermusyawarah menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Forum ini sekaligus menjadi sarana berdiskusi.

"Sidang isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," kata Adib.

Ada Potensi Perbedaan Awal Ramadhan

Terkait perbedaan, Adib mengaku potensi itu ada saja. Sebelumnya, pernah juga terjadi perbedaan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan metode penetapan. Ada yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal, ada yang menggunakan Imkanur-Rukyat.