Ngesti mengakui, frekuensi makan saat bulan puasa jadi lebih sedikit. Tetapi, ia merekomendasikan umat Islam untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan prinsip gizi seimbang saat sahur dan berbuka puasa, yaitu penuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, hingga cairan.
Bagaimana jika kecukupan gizi tidak tercukupi? Ketika mengeliminasi atau menambahkan makanan hingga komposisi asupan gizi harian tidak seimbang, menurut Ngesti, maka kemungkinannya jadi banyak.
"Orang yang berpuasa jadi lemas, pingsan karena gula darahnya tidak diganti. Jadi, tak boleh eliminasi zat gizi, semua harus dapat," katanya.
Ngesti mengingatkan, kebutuhan harus dipenuhi bukan saja agar tidak lemas. Kecukupan gizi juga menunjang imunitas dan kinerja.