REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari mendatang, umat Islam akan berjumpa dengan bulan Ramadhan 1443 H. Ahli gizi dari Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Prof Dr Sulianti Saroso, Ngesti Mulyanah, menganjurkan masyarakat untuk tidak melewatkan makan sahur.
"Kadang orang berpikir puasa sekalian menurunkan berat badan sehingga tak sahur. Ini justru tak boleh, jangan sampai tidak sahur," ujar Ngesti saat mengisi konferensi virtual Radio Kesehatan, Rabu (30/3/2022).
Sebab, menurut Ngesti, setelah masuk waktu Subuh, orang yang berpuasa tidak boleh makan selama 14 jam. Meski puasa, asupan gizi seimbang harus dipenuhi agar bisa tetap bugar selama menjalankan ibadah wajib ini.
"Kalau tak sahur, pasti nanti di tengah-tengah, jam 9 atau jam 10 pagi sudah lemas, ingin pingsan, kemudian jam 3 sore tak bisa berbuat apa-apa atau tidak kuat bekerja," ujarnya.
Sebenarnya, menurut Ngesti, berpuasa berarti tidak makan selama 14 jam. Tetapi, kebutuhan asupan gizi tetap harus dicukupi pada saat sahur atau buka puasa.
"Biasanya kan makan pagi, makan siang, makan malam, kemudian ada selingan, tetapi ketika bulan puasa, kita hanya makan sahur, buka puasa, makan malam," katanya.