REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sholat tarawih adalah sholat sunnah yang hanya ada di bulan Ramadhan. Selama satu bulan penuh umat muslim diwajibkan puasa pada siang hari dan melakukan sholat sunnah tarawih pada malam harinya.
Dilansir dari About Islam, mantan Direktur dan Imam di Masjid Abrar, New York, AS, Syarif Faizullah mengatakan, ada 10 hal terkait akan asal usul sholat sunnah tarawih.
Pertama, Taraweh artinya istirahat dan relaksasi. Qiayam al-Layl di bulan Ramadhan yang dilakukan setelah sholat Isya disebut sholat tarawih. Sholat sunah Tarawih hukumnya adalah sunnah mu'akkadah (sunnah yang dianjurkan dan dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW).
Dua, Sholat lima waktu tetap lebih utama dari pada tarawih. Sholat lima waktu hukumnya fardhu (wajib) sedangkan tarawih hukumnya sunnah (dianjurkan).
Tiga, Sejarah Tarawih. Di tahun terakhir kehidupan Nabi Muhammad SAW, Nabi keluar pada suatu malam dan melakukan sholat tarawih. Pada malam itu, beberapa orang mengikutinya sholat. Pada malam kedua, berita menyebar dan jamaah sholat tarawih menjadi lebih banyak.
Pada malam ketiga, jumlahnya semakin meningkat hingga pada malam keempat, masjid penuh sesak. Di malam ke empat, orang-orang menunggu kedatangan Nabi, namun Nabi tak kunjung datang. Ternyata Nabi melakukan sholat tarawih di rumahnya.
Kemudian esok harinya, bada subuh Nabi berkata:
“Tidak ada uzur yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian, kepada kamu kecuali fakta bahwa saya takut hal itu (tarawih) akan menjadi kewajiban bagi kamu. "(HR. Muslim)
Dari masa Abu Bakar hingga awal masa Umar, orang-orang sholat tarawih baik secara perorangan maupun dalam kelompok kecil. Kemudian, Umar mengumpulkan semua orang di belakang seorang imam dan mereka sholat sebanyak delapan rakaat. Kemudian ditingkatkan menjadi 20 raka'at.
Empat, Nabi sholat tarawih delapan rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. Dari Aisyah ra ditanya tentang sholat malam Nabi SAW, Aisyah berkata: “Nabi tidak melakukan shalat sunnah lebih dari 11 rakaat (dalam satu malam) di bulan Ramadhan atau bulan lainnya. Beliau biasa shalat 4 raka'at, jangan tanya saya tentang keindahan dan panjangnya, kemudian beliau sholat lagi empat rakaat lagi dan jangan tanya saya tentang keindahan dan panjangnya. Kemudian beliau akan sholat 3 raka`at (witir)." (Al-Bukhari)
Lima, Nabi tidak memberikan jumlah apapun untuk sholat tarawih. Ketika ditanya tentang sholat malam, dia berkata: “Sholat di malam hari dilakukan dalam dua rakaat, kemudian dua rakaat. Lalu, jika Anda takut fajar akan datang, sholat witir dengan satu rakaat," (Al-Bukhari dan Muslim)