Hisab-Rukyat Digelar dengan Taat Protokol Kesehatan

Red: Budi Raharjo

Senin 12 Apr 2021 04:32 WIB

Petugas mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Jakarta Barat. (ilustrasi) Foto: ANTARA/NOVA WAHYUDI Petugas mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Jakarta Barat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag)akan menggelar sidang itsbat (penetapan) awal Ramadhan 1442 H pada Senin (12/4) ini. Puluhan titik akan menjadi lokasi pemantauan hilal Ramadhan 1442 H.

Titik-titik itu tersebar di 86 lokasi dari 34 provinsi di Indonesia. Para pemantau hilal berasal dari petugas kanwil Kemenag dan Kemenag kabupaten/kota yang bekerja sama dengan pengadilan agama, ormas Islam, serta instansi terkait setempat.

Sementara, sidang akan berlangsung di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag Jakarta. "Itsbat awal Ramadhan dilaksanakan pada 12 April, bertepatan 29 Sya'ban 1442 H," ujar Dirjen Bimas Islam Kamarud din Amin, dalam keterangan yang diterima Republika, Ahad (11/4).

Mantan dirjen pendidikan Islam ini mengatakan, untuk mematuhi protokol pencegahan penularan virus Covid-19, sidang akan digelar secara daring. Sedangkan, sidang luring terbatas akan dihadiri oleh perwakilan Komisi VIII DPR, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak dari ormas-ormas Islam, pejabat eselon I dan II Kemenag, serta Tim Hisab dan Rukyat Kemenag.

Sejumlah ormas Islam juga direncanakan hadir langsung di kantor Kemenag. "Ada 29 duta besar negara sahabat yang diundang. Kami berharap, ada di antara mereka yang bisa hadir secara langsung dalam proses sidang," ujar Kamaruddin. Kamaruddin menjanjikan bahwa sidang itsbat luring akan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga melakukan sejumlah persiapan menjelang penetapan masuknya Ramadhan. Termasuk dengan menempatkan 40 titik lokasi pemantau hilal dan rukyat."Karena kali ini ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), maka titik-titik lokasi yang disiapkan agak berkurang memang. Sampai saat ini, yang terdata ada 30 sampai 40 titik, tapi ini masih ada kemungkinan bertambah," kata Ketua Lembaga Falakiyah PBNU, KH Sirri Wafa, saat dihubungi Republika, Ahad (11/4).

Dalam pelaksanaan pemantauan, Kiai Sirri Wafa memastikan, setiap pihak akan mematuhi protokol kesehatan. Pembatasan-pembatasan juga dilakukan, salah satunya dengan hanya mengizinkan maksimal sembilan orang yang bertugas.

Sembilan personel yang bertugas di satu titik ini telah memiliki tugas masing-masing. Ada yang bertugas memegang kamera, teleskop, maupun alat lainnya. Setiap petugas telah diatur fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing. "Kebanyakan, titik pemantauan banyak di Pulau Jawa. Tapi, ada juga di Indonesia timur, di sekitaran Sulawesi dan Papua. Di luar Jawa terbatas karena menyangkut sumber daya manusianya," ujarnya.

Rukyat merupakan kegiatan melihat dan mengamati hilal secara langsung di lapangan pada hari ke-29 (malam ke-30) dari bulan yang sedang berjalan. Apabila ketika itu hilal alias bulan baru dapat terlihat, pada malam itu dimulai tanggal 1 bagi bulan baru atas dasar rukyatul hilal. Namun, apabila tidak berhasil melihat hilal, malam itu dihitung tanggal 30 bulan yang sedang berjalan serta malam berikutnya dimulai tanggal 1 bagi bulan baru atas dasar istikmal.

Sebelumnya, PP Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadhan 2021 jatuh pada 13 April. Muhammadiyah mengumumkan awal Ramadhan melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/ I.0/E/2021 tentang penetapan hasil hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah.

Surat tersebut ditandatangani Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir. Dalam surat tersebut juga tertulis bahwa ijtimak/konjungsi jelang Ramadhan 1442 H terjadi pada Senin, 12 April 2021, pukul 09.33.59 WIB.

Tinggi bulan pada saat terbenam matahari di Yogyakarta menunjukkan hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari itu, bulan sudah berada di atas ufuk. "1 Ramadhan 1442 H jatuh pada hari Selasa Wage, 13 April 2021," kata Haedar, beberapa waktu lalu.

Kemudian, untuk penetapan 1 Syawal 1442 H, berdasarkan ijtimak jelang Syawal 1442 H terjadi pada Rabu Pon, 12 Mei 2021 M, pukul 02.03.02 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta menunjukkan hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari itu bulan berada di atas ufuk. "Jadi, 1 Syawal 1442 H jatuh pada hari Kamis Wage, 13 Mei 2021 Masehi," kata Haedar dalam keterangan itu.

Tuntutan Ibadah Masa Pandemi .... 

 

Terpopuler