Rumah Laksamada Maeda dipilih sebagai tempat penyusunan teks proklamasi karena sikap Maeda yang memberikan jaminan keselamatan pada Bung Karno dan tokoh-tokoh lainnya.
Perwira Angkatan Laut Jepang ini memang berbeda dengan perwira militer lainya. Ia akrab berhubungan dengan rakyat Indonesia.
Ia adalah pejabat yang bertanggung jawab atas Bukanfu di Batavia. Maeda tidak khusus membatasi diri hanya pada tugas-tugas militernya, tetapi juga membentuk suatu kantor penerangan yang dipercayakan kepada Achmad Soebardjo (kelak pasca kemerdekaan Achmad Soebardjo sempat menjabat sebagai menteri luar negeri pertama RI).
Melalui kantor inilah, ia membuat berbagai program, termasuk mendirikan asrama-asrama bagi nasionalis-nasionalis muda Indonesia. Sikap Maeda itu yang memberikan keleluasaan kepada para tokoh nasionalis untuk melakukan aktivitas bagi masa depan bangsanya.
Malam itu, dari rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta ditemani Laksamana Maeda menemui Somobuco, kepala pemerintahan umum, yakni Mayor Jenderal Nishimura, untuk menjajaki sikapnya mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.
Nishimura mengatakan bahwa karena Jepang sudah menyatakan menyerah kepada Sekutu, berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo.
Tentara Jepang diharuskan tunduk kepada perintah tentara Sekutu. Berdasarkan garis kebijakan itu, Nishimura melarang Soekarno-Hatta mengadakan rapat panitia persiapan kemerdekaan Indonesia dalam rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan.
Soekarno kecewa dengan sikap Nishimura. Baginya, tidak ada gunanya lagi untuk membicarakan soal kemerdekaan Indonesia dengan Jepang. Setelah pertemuan itu, Soekarno dan Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda.
Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung.
Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan BM Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks proklamasi. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan tua maupun golongan pemuda, menunggu di serambi muka.