Jihad dengan Puasa

Red: Agung Sasongko

Sabtu 11 May 2019 06:06 WIB

Umat muslim melaksanakan shalat sunnah pada bulan suci Ramadhan 1440 Hijriah di Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (10/5/2019). Foto: Antara/Syifa Yulinnas Umat muslim melaksanakan shalat sunnah pada bulan suci Ramadhan 1440 Hijriah di Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (10/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Puasa merupakan sarana manusia untuk menjadi orang yang bertakwa dan beriman. Menjalankan ibadah puasa berarti menunjukkan ikhtiar, ketaatan, dan ketundukan atas perintah yang dikeluarkan oleh Allah SWT.

Dalam ayatnya, perintah puasa pun diawali dengan panggilan terhadap orang-orang yang beriman. KH A Nur Alam Bakhtir da lam kajiannya di Masjid Agung Sunda Kelapa menyebut ibadah puasa, shalat, haji, dan zakat masuk dalam kategori rukun Islam. Bagi yang melaksanakan rukun Islam, berarti mereka telah tunduk dan membuktikan jika mereka adalah orang Islam.

Orang yang disebut sebagai mukmin dan Muslim, harus selalu melaksanakan rukun ini ditambah enam rukun iman. Tujuannya agar keimanan dan keislamannya semakin kuat. Jika tidak dijalankan, dia disebut ingkar. Makhluk ciptaan Allah yang pertama ingkar adalah iblis. Iblis tidak mau bersujud sesuai perintah Allah SWT saat Adam diciptakan.

Dalam surah al-Kahfi ayat 50 dituliskan, "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu ke pa da Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin se lain daripada-Ku, sedang me reka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim."

"Ingkar ini seperti iblis. Ia ing kar karena sombong atas logikanya sendiri. Ia merasa lebih baik daripada Adam karena ia diciptakan dari api, sementara Adam dari tanah. Itu sebabnya makhluk yang pertama ingkar dan kafir atau tertutup hatinya ada lah iblis," ujar KH A Nur Alam Bakhtir dalam kajiannya, Senin (6/5).

 

Terpopuler