Ragam Hidangan Nusantara untuk Berbuka di Sailendra

Red: Indira Rezkisari

Selasa 30 Apr 2019 07:22 WIB

Udang Garo Rica dari Sailendra Restaurant di JW Marriott Jakarta. Foto: Republika/Kiki Sakinah Udang Garo Rica dari Sailendra Restaurant di JW Marriott Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski berlabel hotel bintang lima, namun Sailendra Restaurant di JW Marriot Hotel Jakarta juga menyajikan hidangan khas Nusantara yang bisa membuat lidah bergoyang. Selain masakan internasional, hidangan khas Nusantara ini tak kalah diburu oleh para tamu restoran.

Bahkan, demi memuaskan kebutuhan para tamu, khusus selama bulan Ramadhan tahun ini Sailendra Restaurant bakal menyajikan menu khas Minang yang didatangkan langsung dari restoran Padang ternama, Pagi Sore. Menurut sang Executive Sous Chef, Heri Purnama, menu Pagi Sore yang dipilih adalah menu favorit.

Yaitu Rendang Daging, Ayam Pop, Gulai Ayam, Gulai Tunjang, Dendeng Batokok, dan Gulai Otak. Menu Pagi Sore tersebut disajikan seadanya tanpa mengubah cita rasa dari restoran khas Minang tersebut. Namun menurut Chef Heri, masakan tersebut disajikan sesuai gaya restoran ini.

Menurutnya, hidangan khas Nusantara memang paling banyak dicari untuk berbuka puasa. Sebagai penyeimbang dari masakan Padang yang bersantan, Chef Heri juga punya sejumlah menu yang menjadi andalan untuk Ramadhan mendatang.

"Karena menu Padang banyak bersantan, kita seimbangkan dengan menu kita, karena menu kita tidak banyak yang bersantan," kata Chef Heri di JW Marriot Hotel beberapa waktu lalu.

Republika.co.id berkesempatan menikmati beberapa masakan yang akan disajikan di bulan Ramadhan. Dari aromanya saja, menu-menu yang dihidangkan berjejer di atas meja tersebut sudah menggugah selera. Tentunya, membuat kita lapar mata.

Berikut beberapa menu andalan yang menjadi primadona di Sailendra Restaurant untuk Ramadhan tahun ini:

Udang Garo Rica

Salah satu menu 'highlight' dari Chef Heri ini terinspirasi dari masakan khas Manado. Menurutnya, rasa dari masakan Udang Garo Rica sangat unik dengan taburan sambal yang didominasi serai, daun pandan, kemangi, dan daun jeruk.

Yang membuat olahan udang ini istimewa, kata dia, adalah perpaduan rasa dan teksturnya. Bagi orang yang berpuasa, Udang Garo Rica ini terasa aromatik dan rasanya tidak terlalu pedas. Sehingga cocok untuk disajikan sebagai hidangan berbuka puasa pelengkap nasi.

"Apalagi di bulan Ramadhan kan tidak boleh yang enek-enek, apalagi ini menu Padang banyak yang bersantan, jadi harus ada sesuatu yang menyeimbangkan yang menetralisir, rasa Indonesianya juga khas," tambahnya. 

 

Cara memasak Udang Garo Rica ini juga mudah. Semua bumbu digiling halus, lalu ditumis. Sementara udang dibersihkan dan ditaburi garam, bumbu, dan dibubuhi perasan jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis. Setelah air amisnya keluar, udang digoreng sebentar supaya tekstur daging udangnya tidak mudah pecah.

Menurut Chef Heri, udang digoreng terlebih dahulu agar air amisnya tidak larut ke dalam sambal. Karena jika sudah bercampur air amisnya, sambal menjadi cepat basi. Setelah digoreng, udang kemudian dimasukkan ke dalam sambal rica, lalu ditumis dengan temperatur rendah.