Menjajal Kapal KMP Batu Mandi Menuju Bakauheni

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ilham Tirta

Selasa 13 Jun 2017 22:34 WIB

Kapal KMP Portlink yang dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)

Pria yang kerap menggunakan kapal ini untuk bersilaturahmi dengan keluarganya di Cilegon itu merasa, jika dibandingkan tahun lalu, kapal-kapal untuk penyeberangan lebih bersih. Menurutnya, akan lebih baik jika keadaan ini tetap terjaga pada musim mudik nanti. "Semoga tetep begini pas mudik. Soalnya pas mudik itu bakal rame banget dempet-dempetan. Banyak juga yang duduk di bawah," kata Ahmad.

Tak lupa, Republika.co.id juga mengecek ke ruangan Mushala untuk shalat di dekat ruang Ekonomi kapal tersebut. Sebelum mencapai ruangan itu, para penumpang diharuskan membuka alas kakinya. Dari tempat membuka alas kaki, akan melewati toilet dan ruang wudhu terlebih dahulu. Di dalamnya terdapat dua arah kiblat yang dijelaskan melalui selembar kertas yang di tempel di dua sisi yang berbeda. Kertas yang satu bertuliskan "Kiblat ke Arah Merak" dan satu lagi "Kiblat ke Arah Bakauheni".

Jadi, penumpang bisa menentukan sendiri arah kiblat berdasarkan ke arah mana ia pergi. Di semua ruangan yang sudah Republika sambangi, masing-masingnya terdapat kios yang menjual makanan dan minuman. Harga makanan dan minuman di kios ini mulai dari Rp 8.000 hingga Rp 16.000 rupiah. "Di kapal ini gak jual obat mabuk laut. Paling obat masuk angin doang jualnya," ujar Didin (30), yang sedang menjaga barang dagangan di kios itu.

Sepertinya, keputusan untuk tak menjual obat mabuk laut dan obat-obatan lainnya disebabkan oleh sudah disediakannya obat-obat tersebut oleh pihak kapal. Hal itu dikatakan oleh pramugari kapal yang bernama Riski Amalia (21). "Kalau penumpang butuh obat mabuk laut atau minyak kayu putih, bisa minta ke kami. Nanti kami yang bawakan untuk mereka," ujar Riski usai menata rias wajahnya.

Biasanya, kata Riski, penumpang saat mudik banyak yang mabuk laut. Oleh sebab itu, pihaknya menyediakan obat tersebut. Riski juga memberikan pengalamannya mengantar para penumpang mudik kepada Republika.co.id. "Yang susah itu kalo penumpang yang diri atau duduk di depan pintu. Kalau udah gitu saya tegur mereka dan mencarikan tempat kosong untuk mereka duduk," jelas dia.

Ia pun menjelaskan, di ruangan ber-AC yang ada di kapal para penumpang tidak diperbolehkan untuk merokok. Kecuali di ruang Cafetaria dan Ekonomi. Namun, beberapa kali ia pernah menegur orang yang merokok di dalam ruangan ber-AC. "Langsung saya tegur orangnya dan dia langsung mengerti. Jadi, rokoknya langsung dimatikan," kata Riski.

Baik ruangan ber-AC atau tidak, semuanya gratis dan tidak dikenakan biaya tambahan. Riski mengakui, untuk menggunakan fasilitas ruangan di kapal itu, siapa cepat dia dapat. "Ya betul siapa cepat dia dapat. Di sini ga dikenakan biaya mau pilih di mana saja semuanya gratis," kata Riski.

Terpopuler