Empat Bilik 'Pelepas Hasrat' di Palimanan

Rep: Kabul Astuti/ Red: Joko Sadewo

Jumat 01 Jul 2016 20:59 WIB

Satu toilet darurat berada di jalur alternatif Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (3/9). Dengan tarif Rp 2.000 sekali masuk. (republika/Wihdan Hidayat)

Antara Kebutuhan dan Merusak Keindahan

Toilet darurat itu dibangun oleh Mujahidin pada Kamis (30/6) malam atau H-6 kemarin. Setelah sempat beroperasi sampai pukul 07.00 WIB, petugas Polisi Jalan Raya (PJR) memintanya membongkar bilik-bilik kecil bertirai gambar boneka beruang itu. Bilik itu diminta pindah sedikit lebih jauh dari badan jalan tol lantaran mengganggu keindahan. Ia pun segera menaati. Kurang lebih sekarang berjarak 30-40 meter dari badan jalan tol.

"Rp 2000 per masuk. Tapi tergantung ada yang ngasih Rp 5000 - Rp 10 ribu," kata Mujahidin. Pendapatan yang dia terima pun cukup besar. Dalam waktu semalam, dari pukul 24.00 - 07.00 WIB, ia mendapat uang kurang lebih Rp 250 ribu. Selama arus mudik, Mujahidin bisa meraup uang berjuta-juta dari keempat bilik toiletnya. Pendapatan itu cukup besar dibanding pekerjaan sehari-harinya berjualan di pondok pesantren.

Untuk membeli kayu dan tirai bilik, ia menghabiskan uang sebanyak Rp 250 ribu. Modal itu bisa tertutup hanya dalam waktu semalam. Jarak rumah Mujahidin dengan jalan tol Cipali tak sampai satu kilometer. Seakan tak ingin melewatkan kesempatan, dibantu anaknya, dia juga masih menjual pop mie dan air mineral di tepi jalan.

Lelaki yang masih sekampung halaman dengan Ketua PBNU Said Aqil Siradj ini mengaku mempunyai lima anak. Uang dari jasa toilet darurat cukup membantunya mempersiapkan kebutuhan lebaran. Ia hanya tersenyum saat ditanya berapa juta total omzet yang pernah dia terima tahjn sebelumnya. Bilik-bilik toilet itu menurutnya akan dioperasikan sampai H+2 lebaran.

Air untuk bersuci di bilik-bilik itu ia ambil dari pematang terdekat yang airnya masih cukup jernih. Meski membantu dalam kondisi darurat, sebagian orang tentu ada juga yang merasa jijik melihat toilet darurat di tepi sawah semacam itu. "Nggak ngendap orang airnya gede," kata Mujahidin. Feses atau air seni langsung tampak mata ketika mengalir di pematang. Mengganggu ketertiban atau membantu pengguna jalan, Anda bisa melihat kedua sisi itu.

Terpopuler