REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- General Manager PT Pertamina (persero) MOR IV Kusnendar menyatakan, untuk BBM bersubsidi (PSO) seperti solar, penambahahan stok Ramadhan dan Idul Fitri relatif lebih sedikit, hanya sebesar 5 persen dari rata- rata kebutuhan normal harian. Sedangkan untuk produk LPG --baik PSO maupun non PSO-- penambahan stok dilakukan rata- rata sebesar 12 persen dari kebutuhan normal harian atau menjadi 3.403 metrix ton (MT) per hari.
Sebab saat ini kebutuhan rata- rata harian LPG (PSO) di Jawa Tengah dan DIY mencapai 3.038 MT per hari. "Sedangkan untuk LPG non PSO rata- rata konsumsi harian diantisipasi hingga 262 MT per hari," tambahnya.
Guna mendukung langkah antisipasi ini, masih jelas Kusnendar, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kelancaran distribusi dan pasokan. Karena dari sekitar 770 lebih SPBU yang disiagakan di wilayah kerja MOR IV ada beberapa di antaranya yang berlokasi di wilayah rawan kemacetan.
"Pengalaman pada Lebaran tahun lalu, suplai BBM ke wilayah tertentu seperti Kebumen, Bumiayu dan Tegal harus menggunakan pengawalan mobil (patwal) polisi," ujarnya.
Guna menjamin pasokan BBM di wilayah rawan distribusi, pihaknya juga telah menyiapkan 24 SPBU kantong, yang tersebar di wilayah Pantura dan sebagian Pantai Selatan. Sebanyak 50 persen dari jumlah SPBU yang disiapkan ini juga sudah menyediakan Pertalite. Sedangkan SPBU penyedia Pertamax tinggal menyisakan sekitar 6 persen saja.
"Artinya 94 persen SPBU yang ada di wilayah Jawa Tengah dan DIY saat ini telah menyediakan produk Pertamax," tambah Kusnendar.
Area Manager Communication and Relation Pertamina MOR IV, Suyanto menambahkan, pihaknya juga telah membentuk satuan tugas guna mendukung antisipasi lonjakan konsumsi BBM dan LPG ini. Satuan tugas ini akan efektif bekerja di lapangan pada H-15 hingga H+15 Idul Fitri atau mulai 21 Juni hingga 21 Juki 2016. Bahkan pada H-7 hingga H+7 supply point dan satuan tugas ini akan bekerja 24 jam.
Satuan tugas ini akan memonitor stok BBM dan LPG secara komperehensif. "Sehingga akan mampu memperlancar pasokan saat lonjakan kebutuhan terjadi," tambahnya.