Hamilton merasa selama Ramadhan ia lebih terdorong utuk belajar dan mencari budaya serta tradisi baru. Pasalnya, Ramadhan memberikan kesempatan bagi Hamilton untuk berkumpul bersama dengan keluarga, teman hingga sesama Muslim saat shalat, berpuasa dan berbuka.
Di samping itu, Hamilton juga melihat Ramadhan sebagai bulan di mana keragaman makanan menjadi salah satu media untuk membangun sebuah tradisi baru di berbagai penjuru dunia. Dalam bulan suci ini, Hamilton melihat perbedaan budaya yang nyata yang 'bersatu' di meja makan menjadi sesuatu yang terasa menyenangkan.
"Saya tumbuh sebagai Muslim Inggris, dan anak-anak saya tumbuh sebagai Muslim Amerika. Tradisi kami masih baru, tetapi mudah diterima di tengah keberagaman keluarga kami, dan saya sangat menyukai fakta bahwa makanan kami merefleksikan perbedaan tersebut," terang Hamilton.