Sebelum Cipanas pun dia sudah merasakan kemacetan yang panjang, yang menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam, biasanya hanya satu jam. Billy menerangkan dari Bandung sampai ke Bogor memakan waktu selama tujuh jam dengan menggunakan motor. Biasanya dia menempuh hanya dengan waktu empat jam kurang memasuki Kota Bogor.
Kemudian penutupan arus di Puncak terjadi di Gadog. Jadi semua kendaraan searah ke arah Bogor. Walaupun Puncak sudah di jadikan One Way. Kemacetan tetap terjadi berkilo-kilometer, dia merasakan dari sekitaran pinggiran jalan dekat berbentuk tugu kecap, Bogor. Di RSUD Cimacan dia merasakan kemacetan.
Dia melihat walaupun One Way diberlakukan, namun hampir setiap mobil dimatikan mesinnya. Karena dampak dari kemacetan. Volume yang terlalu banyak membuat arus tersendat selama beberapa jam.
Billy melihat banyak pemudik yang kemacetan parah. Sampai-sampai banyak yang mematikan kendaraan dan mampir untuk belanja di sekitar mereka turun dari kendaraan roda empat. Terlebih seperti daerah yang menjual pakaian berdiskon (Factory Outlet). Selain kemacetan terlihat juga keramaian pedagang yang berjualan.
Setelah menembus Jalur Puncak, dia harus disambut kemacetan kembali dari Gadog sampai ke Ciawi. Di jalan yang menghubungkan Kabupaten dan Kota Bogor ini, para pengemudi kendaraan tidak mau mengalah. Karena tidak ada sistem seperti yang ada di Jalur Puncak atau One Way. Beberapa warga sekitar menyerankan untuk melewati jalan alternatif, jalan tersebut tembus ke bendungan Katulampa, yang kemudian dapat tembus ke Jalan Baru, Kota Bogor.
Namun karena tidak tahu jalur tersebut, Billy memutuskan melewati jalan besar. Melewati jalan itu memakan waktu 1,5 jam lebih sampai Loka Plaza. Jadi dia berangkat dari Bandung pukul 16.00 WIB sampai ke Bogor pukul 23.00 WIB. "Tapi saya akhirnya bisa pulang dengan selamat," kata Billy.