Kisah Dai 'Spesialis' Lapas

Red: Dwi Murdaningsih

Jumat 03 Jul 2015 10:38 WIB

Muhtadi, dai BMH yang mengemban tugas dakwah di berbagai lapas. Foto: BMH Muhtadi, dai BMH yang mengemban tugas dakwah di berbagai lapas.

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Usia yang masih mud tidak menghalangi MUhtadi untuk merasakan nikmatnya atmosfer dakwah. Adalah Muhtadi, dai muda Baitul Maal Hidayatullah (BMH) yang bertugas di bumi Tarakan. Di usianya yang baru menginjak 31 tahun, dai lulusan Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Hakim (STAIL) Surabaya tahun 2007 ini telah merasakan atmosfer dakwah di beberapa daerah.

“Lulus dari STAIL, saya ditugaskan ke Poso Sulawesi Tengah. Sebenarnya, berangkat ke Poso itu agak ngeri juga. Sebab, Poso menjadi wilayah yang rentan konflik. Tetapi, apa mau dikata, ini tugas, ya sami’na wa atha’na. saya berangkat ke Poso dengan perasaan hati yang tidak karuan,” ujar dia,

Setelah tiba di Poso, pria kelahiran Sangatta ini mendapat tugas unguk mengisi kajian rutin di sebuah lapas di daerah Poso. Ia mengaku heran mengapa harus mengemban tugas dakwah di lapas. Padahal, sebelumnya dia bahkan belum pernah melihat lapas. "Dan, ternyata luar biasa, dakwah di lapas itu benar-benar menguji kesabaran,” ungkapnya.

Di lapas itu, dia mulai merasakan perbedaan. Secara umum, penghuni lapas adalah orang-orang yang pernah mengalami masalah hukum. Menghadapi mad’u seperti ini butuh kesabaran. Jika ada hal yang kurang jelas, atau ada hal yang mengganjal dalam para narapidana, mereka selalu mendesak Muhtadi untuk menjawabnya. Akhirnya, secara perlahan Muhtadi memberikan penjelasan bahwa dirinya hanyalah dai bukan ulama yang menguasai ilmu secara luas dan mendalam.

“Tetapi, mereka tetap saja seperti itu. Sampai-sampai saya harus banyak konsultasi kepada dai senior,” katanya.

Terpopuler