Waktu Berpuasa di Negeri Dekat Kutub

Red: Agung Sasongko

Ahad 21 Jun 2015 14:10 WIB

Kutub Utara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini umat Islam sudah tersebar ke seluruh dunia, maka para ulama pun telah memikirkan bagaimana cara puasa di daerah dengan waktu ekstrim seperti itu. Namun, belum ada satu kesepakatan.

Ada yang berpendapat, pada saat ekstrim seperti itu pelaksanaan puasa diqadla (diganti) pada bulan lainnya seperti diusulkan oleh Saadoeddin Djambek dalam buku “Salat dan Puasa di Daerah Kutub”. Tetapi pendapat seperti ini mempunyai kelemahan. Dengan mengqadla puasa, maka keutuhan ibadah Ramadan (a.l. puasa, shalat malam, tadarus, dan i’tikaf) tidak sempurna lagi.

Ada juga yang berpendapat bahwa pada keadaan ektrim seperti itu gunakan perhitungan waktu mengikuti daerah normal di sekitarnya (Hasbi Ash-Shiddieqy dalam “Pedoman Puasa”). Pendapat untuk melakukan perkiraan waktu atau hisab ini dilandaskan pada qiyas (analogi) dengan hadits tentang Dajal yang diriwayatkan Muslim dari Yunus ibn Syam’an.

Dalam hadits itu disebutkan bahwa pada saat itu satu hari sama dengan setahun. Kemudian ada sahabat yang bertanya,”Cukupkah bagi kami shalat sehari?” Nabi menjawab,”Tidak, perkirakan waktu-waktu itu”.

Bila menggunakan qiyas itu, masalahnya adalah apakah tepat mendasarkan perkiraan waktunya pada daerah normal di sekitarnya. Saya berpendapat lebih baik dan lebih pasti menggunakan waktu normal setempat, sebelum dan sesudah waktu ekstrim itu. Dengan perhitungan astronomi hal itu mudah dilakukan.

Dalam program jadwal salat yang saya buat, yang bisa digunakan juga untuk penentuan jadwal puasa di berbagai negeri, dalam keadaan ekstrim seperti itu waktu-waktu salat dan puasa diqiyaskan dengan waktu normal sebelumnya.

Bila saat magribnya dapat ditentukan, bisa juga awal fajar dihitung berdasarkan lamanya berpuasa pada saat normal. Berdasarkan perhitungan astronomis, panjang puasa pada saat normal di seluruh dunia tidak lebih dari 20 jam. Jadi, dengan adanya waktu minimal 4 jam untuk berbuka dan bersahur, hal itu masih dalam batas kekuatan manusai.

Tahun ini, puasa Ramadan jatuh pada akhir Desember sampai Januari. Di wilayah lintang tinggi di selatan, seperti bagian Selatan Chile dan Argentina, saat ini sampai tahun 2001 merupakan saat berpuasa paling panjang. Tetapi di wilayah lintang tinggi di utara, seperti di negara-negara Skandianvia, merupakan saat berpuasa paling pendek.

Terpopuler