Waktu Berpuasa di Negeri Dekat Kutub

Red: Agung Sasongko

Ahad 21 Jun 2015 14:10 WIB

Kutub Utara Kutub Utara

Oleh: Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kini orang sering menyebut tentang globalisasi. Dengan globalisasi, batasan negara semakin memudar dalam konteks aktivitas manusia dalam berbagai bidang. Penentuan waktu ibadah yang hakikatnya bersifat lokal, kini pun dituntut mengikuti globalisasi, dengan muatan yang berat, “unifikasi” (penyatuan, penyeragaman). Tentang kendala dan saran solusi bagi “unifikasi” penentuan awal Ramadan dan hari raya sudah sering saya bahas (antara lain “PR” 19 Januari 1995, Republika 23 Desember 1997).

Dalam tulisan ini akan ditekankan pada tinjauan global kemungkinan awal Ramadan dan idul fitri di berbagai negeri dengan melihat peta garis tanggal qamariyah 1418. Hal ini penting diketahui agar kita tidak terkejut menghadapi globalisasi informasi melalui media massa dan internet tentang adanya perbedaan penentuannya di berbagai negeri.

Hal lain yang menarik adalah melihat bagaimana puasa di daerah-daerah ekstrim, di lintang tinggi. Tinjauan astronomis akan membantu mencarikan solusi dalam menarik qiyas (analogi) hukumnya. Perihal ijtihad cara puasa di daerah ekstrim sering diulas oleh ahli fikih.

Tetapi dengan kemudahan perhitungan astronomi penentuan waktu, hal yang semula abstrak dan dikira-kira bisa menjadi contoh nyata untuk dicarikan solisinya. Ilmu astronomi mestinya tidak hanya membantu menentukan waktu ibadah, tetapi juga mencarikan solusi hukum yang terbaik dalam kasus yang belum terjadi pada zaman Nabi.

Terpopuler