REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI--Bagi Muslim India, ada dua hal wajib yang terpenuhi selama perayaan Idul Fitri pada Senin (20/8), yakni pakaian baru dan makanan. Tak heran, pasar-pasar tradisional atau pusat perbelanjaan modern penuh sesak.
Pasar Aminabad misalnya, jelang Idul Fitri, sedari pagi hingga pasar ditutup, hilir mudik Muslim India seolah tidak berhenti. Sebelum berburu pakaian, lebih dahulu mereka menyantap kuliner berbuka puasa. Sebut saja, Nahari Kulche (semacam gulai kambing), Shermaal (roti kismis), atau Masala (roti garlic dan potongan ayam).
"Ini adalah waktu terbaik menjual Nahari. Minimum 30 piring dalam sehari dipesan," komentar M Moin Ahmad, pemilik Alamgir Hotel, seperti dikutip onislam.net, Ahad (19/8).
Setelah perut terisi, Muslim India berburu pakaian. Beragam trik digunakan guna mendapatkan pakaian bagus dengan harga murah. Mereka beli bahan, lalu merayu pemilik toko agar memberikan diskon terbaik bila sekaligus menjahit ditempatnya. "Menghemat waktu dan uang," papar Sufia Khan, ibu rumah tangga.
Sementara, bagi Muslim India dari kalangan menengah ke atas, pakaian tanpa perhiasan terasa tidak lengkap. "Pakaian baru, ya perhiasan harus baru," kata Ramasha Rivzi, 18 tahun. Di kalangan menengah ke bawah, Idul Fitri dirayakan dengan berbagi Ediya (uang pemberian) kepada anggota keluarga. "Inilah yang paling dicari," kata Yusuf Raza.
Muslim India akan merayakan Idul Fitri, Senin (20/8) esok. Keputusan itu diambil setelah Komite Hilal menyatakan belum melihat tanda bulan baru pada Sabtu (18/8) kemarin.