REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Puluhan Jamaah An-Nadzier yang bermukim di Kelurahan Romanglompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan menetapkan 1 Syawal 1428 Hijriah, Kamis (19/7).
Hal itu berdasar hasil perhitungan alam dengan rukyat serta perhitungan hilal atau bulan Sa'ban yang sudah muncul.
Pimpinan Jamaah An Nadzier, Ustadz Lukman A Bakti menyatakan, sejak bulan Sa'ban pihaknya menentukan masuknya bulan Ramadan dengan didukung faktor-faktor alam.
Ia menyebutkan, shalat tarawih, Rabu malam (18/7) mulai dilaksanakan di perkampungan An Nadzier tidak hanya diikuti jamaah An Nadzier saja, tetapi beberapa daerah lain seperti dari Sulawesi Tenggara dan Toli-toli juga digelar.
"Ada faktor-faktor alam yang mendukung penentuan yakni hujan, angin, guntur dan pasang surut air laut," paparnya.
Penentuan akhir kata dia, dilakukan pada saat perpisahan bulan yakni pada saat pasang air laut tinggi, ketika posisi bulan dan matahari berseberangan. Jika air surut, maka terjadilah perpindahan hari.
Jumlah puasa jamaah An-Nadzier ini tidak mencukupi 30 hari seperti yang ditetapkan pemerintah tetapi hanya 29,5 hari.
Pergantian Sa'ban tuturnya, terjadi pada malam hari maka puasa bisa cukup 30 hari, tetapi karena tenggelamnya atau pergantiannya siang maka jumlah puasa hanya 29,5 hari.
Sementara penetapan 1 Syawal juga terjadi perbedaan dengan jamaah Muhammadiyah yang jatuh pada Jumat, (20/7), namun sampai saat ini Pemerintah Pusat belum menetapkan jatuhnya 1 Ramadhan 1433 Hijriah.