Din: Perbedaan Awal Puasa tak Perlu Dipersoalkan

Red: Heri Ruslan

Kamis 19 Jul 2012 18:51 WIB

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Foto: Republika/Agung Supri Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Prof Dr HM Din Syamsuddin mengatakan Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa pada Jumat 20 Juli 2012 serentak di seluruh Indonesia.

"Penetapan ini telah kita lakukan jauh-jauh hari sebelumnya, berdasarkan perhitungan Muhammadiyah," kata Din Syamsuddin di Banjarmasin usai meresmikan Masjid Al Jihad Banjarmasin, Kamis.

Menurut dia, berdasarkan pendekatan Muhammadiyah pada Kamis pagi ini sekitar pukul 11:00 Wib telah terjadi ijtimak, yaitu matahari, bulan dan bumi pada garis lurus atau yg disebut dengan konjungsi.

Dengan adanya konjungsi tersebut telah disepakati oleh hampir semua almanak atau kalender astronomi dan Muhammadiyah meyakini sebagai pertanda malam syakban akan segera berakhir.

"Jadi ijtimak Konjungsi ini pertanda bulan lama akan berakhir dan bulan baru datang datang, insya Allah pada Kamis sore ketika matahari terbenam, bulan belum terbenam karena masih berada di atas wukuf sekitar 1,30 derajat," katanya.

Hal tersebut, tambah Din Syamsuddin, menunjukkan hilal telah datang, hal itulah yang menjadi keyakinan Muhammadiyah tentang datangnya bulan Ramadhan.

"Karena Jumat Ramadhan, maka Kamis malam ini warga Muhammadiyah sudah melaksanakan shalat tarawih," katanya.

Dia berharap, kepada semua pihak agar bisa saling menghargai dan menghormati keyakinan masing-masing, dan tetap menjadikan perbedaan sebagai ajang untuk mempererat persatuan dan kesatuan diantara umat Muslim.

Menurut dia, perbedaan puasa tidak perlu dipersoalkan dan dibesar-besarkan, karena tujuannya adalah sama, yaitu melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya, perbedaan hanyalah soal keyakinan, dan hanya Tuhan yang Maha Tahu.