Jakarta Lengang, Sopir Bis Meradang

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: cr01

Senin 29 Aug 2011 16:38 WIB

Lalu lintas Jakarta yang sepi jelang lebaran turut memengaruhi pendapatan para sopir bis. Foto: Antara Lalu lintas Jakarta yang sepi jelang lebaran turut memengaruhi pendapatan para sopir bis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengemudi bis dalam kota menjerit. Hari ini, Senin (29/8) penghasilan mereka merosot tajam. Sementara itu, setoran kepada pemilik kendaraan tetap berjalan seperti biasa.

"Paling cuman cukup buat makan dua kali sehari," ujar Ari kondektur bis 85. Biasanya, dia mampu mengantongi hingga Rp 56.000. Pendapatan ini sudah dibagi-bagi bersama pengemudi.

Keadaan ini menurut Ari sudah berlangsung selama dua hari. Ongkos untuk Metromini jenis ini Rp 2.000 untuk satu penumpang. Bis ini melayani rute Kali Deres-Lebak Bulus.

Tarigan, pengemudi bis 86 jurusan Lebak Bulus-Kota, mengeluhkan hal yang sama. Dia khawatir tidak bisa menutup sewa karena penumpang kepalang sepi. Uang yang harus disetor dalam sehari lima ratus ribu. Hingga jam 12 siang, dia baru dapat sekitar Rp 150.000. "Kurangnya setoran harus dicicil, biasanya kalau keadaan mulai normal," kata Alexander, pengemudi bis Deborah non ac.

Kondisi lebaran sekarang dirasanya paling menurun. Alexander sudah tiga tahun mengemudi bis jurusan Lebak Bulus-Depok ini. Minimnya penumpang sudah terjadi sejak H-3. Alexander memprediksi keadaan akan kembali normal seminggu sesudah lebaran. Dalam satu hari, dia menempuh empat kali pulang-pergi.

Bis Deborah beroperasi mulai 05.30 WIB - 22.30 WIB. Penumpang dikenakan ongkos Rp 4.000 sekali jalan. Uang yang harus disetorkan Rp 400.000-500.00 sehari. Di musim lebaran ini, penghasilan Alexander hanya sekitar Rp 600.000 per hari.

Terpopuler