Minus Atap,Terminal ke Pelabuhan Merak 500 Meter Buat Pemudik Berjalan Kaki Nyaris Pingsan

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

Jumat 26 Aug 2011 15:27 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON - Pemudik jalan kaki di Pelabuhan Merak mengeluhkan jauhnya jarak antara Terminal Terpadu Merak dengan Pelabuhan Merak. Mereka harus menempuh jarak sekitar 500 meter untuk sampai ke dermaga pelabuhan.

Berjalan kaki dari terminal hingga loket pembelian tiket cukup menguras tenaga. Pemudik yang datang siang hari harus menerima sengatan terik matahari karena tidak ada jalur khusus beratap yang menyambungkan terminal dengan pelabuhan.

Setibanya di komplek Pelabuhan Merak, pemudik masih harus berjalan berkelok-kelok menyusuri bangunan pelabuhan menuju loket pembelian tiket. Sampai di depan loket ini, biasanya pemudik istirahat sebentar, sambil menunggu rombongannya yang tertinggal. Mengingat di lokasi tidak ada bangku untuk duduk, terpaksa mereka lesehan di atas lantai.

Kesengsaraan pemudik belum cukup sampai di situ. Mereka masih harus berjibaku dengan barang bawaan mereka untuk sampai ke dermaga lalu menaiki kapal.

Dari loket pembelian tiket itu, mereka masih harus berjalan menaiki anak tangga jembatan belalai yang menghubungkan pelabuhan ke dermaga. Dalam kondisi padat, pemudik harus mengantre di sepanjang jembatan belalai sampai ke dermaga.

Salah seorang pemudik tujuan Lampung, Ritma Kharisma (22 tahun), nyaris pingsan setelah menempuh perjalanan dari terminal ke dermaga. “Sangat menguras tenaga,” kata Ritma, Jum’at (26/8).   

Menurut Ritma, pihak pelabuhan perlu menyiapkan jalur khusus pejalan kaki yang jaraknya lebih dekat dari terminal ke dermaga. “Kalau perlu ada eskalator seperti di bandara,” kata Ritma.

Paling tidak, kata Ritma, pengelola pelabuhan menyediakan jalur pejalan kaki, lengkap dengan kereta dorong yang bisa mengangkut barang bawaan calon penumpang. Sehingga, calon penumpang tidak perlu menenteng dan memanggul barang bawaannya dan beban penderitaan pun sedikit berkurang.

Pelayanan di Pelabuhan Merak memang kurang memperhatikan kenyamanan calon penumpang yang perlu perhatian khusus,  orang tua jompo,  ibu hamil, dan anak – anak. Semua disamaratakan.

Minimnya sarana dan kelengkapan di Pelabuhan Merak dimanfaatkan oleh kuli angkut barang atau porter. Saat mudik Lebaran seperti ini biasanya mereka mematok tarif yang cukup mahal kepada pamudik. “Tadi saya ditawarin, mintanya Rp 100 ribu,” kata Saputra, salah seorang pemudik.

Terpopuler