Puasa Mencerdaskan Otak Lho (3-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Hafidz Muftisany

Kamis 26 Jul 2012 23:34 WIB

Otak (ilustrasi) Otak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Orang yang sering mengalami kondisi yang demikian pa umumnya memiliki daya penglihatan tajam, gerak-geriknya cepat serta memiliki kecakapan menganalisa persoalan dengan mudah.

Kedua , setelah zat-zat yang basah siap dihisap oleh tadi hilang maka usus dan perut menjadi kering dan seperti halnya mesin kalau kehabisan air akan menjadi kering dan panas. Dalam kondisi demikian, biasanya orang memiliki sifat sederhana dalam segal hal, bertindak tegas dalam mengambil keputusan tanpa sikap ragu-ragu

Ketiga , dalam kondisi usus dan perut kosong tadi maka lendir yang berada dalam usus dan perut akan menjadi hancur. Sebab, lendir inilah yang menjadi sumber penyakit. Lendir ini kalau selalu bertambah banyak dalam perut dan usus akan menyebabkan timbulnya penyakit yang dinamakan muceszichten . 

Jika seseorang dihinggapi penyakit ini, ia akan bersikap pasif, rendah, dan lemah daya pikirnya, dan lambat dalam segala-galanya.

Karya-karya bermutu para penulis dan para ulama banyak yang justru lahir pada bulan Ramadhan di saat mereka menjalani puasa. Demikian pula tokoh politik yang berpuasa dalam tahanan, acapkali mereka membuahkan tulisan-tulisan yang berharga seperti Buya Hamka, Sayyid Quthb, dan Ibnu Taimiyah.

Puasa sebenarnya tidak akan melemahkan fisik seseorang atau menyebabkan seseorang menjadi kekurangan gizi. Puasa justru dapat menghidupkan pikiran dan meningkatkan erdasan. Di dalam hikmah disebutkan, "Barangsiapa lapar perutnya maka menjadi besarlah kirannya dan menjadi cerdaslah hatinya."