Puasa Mencerdaskan Otak Lho (2)

Rep: Hannan Putra/ Red: Hafidz Muftisany

Kamis 26 Jul 2012 23:30 WIB

Otak (ilustrasi) Otak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Otak adalah titik sentral di dalam rongga tubuh manusia untuk berpikir, belajar, dan bekerja. Ini berarti selama lambung kosong, sewaktu berhenti sejenak dari kerja keras selama setahun, cara berpikir menjadi lebih cemerlang. Dengan mengendalikan makan, akan tercipta konsentrasi dan pemusatan pikiran yang berarti meningkatkan IQ.

Sewaktu perut kenyang, banyak darah yang tersalur untuk melakukan proses pencernaan. Selagi seseorang puasa dan ketika perut kosong, maka volume darah di bagian pencernaan dapat dikurangi dan dipakai untuk kebutuhan lain terutama untuk melayani otak.

Orang yang terlalu kenyang mudah diserang rasa kantuk, letih, dan konsentrasi kemampuan berpikir menjadi kurang. Dalam sebuah pepatah disebutkan bahwa ilmu dan akal tidak mungkin bersama dengan lambung yang penuh makanan.

Luqman al-Hakim yang nama diabadikan dalam Alquran memberikan nasihat kepada putranya, "Wahai putraku, bila perutmu penuh, maka pikiranmu akan tidur, kebijaksanaanmu akan kelu, dan anggota tubuhmu akan malas menjalankan ibadah."

Bila perut manusia dipenuhi oleh makanan y an berlebihan, maka sel-sel akan kebanjiran zat makanan, berakibat urat saraf menjadi lembab, kerja otak terhambat, dan terjadi kemunduran intelektual, seperti menjadi pelupa, daya nalar melemah, dan sebagainya.

Sebaliknya, kalau perut dan lambung diberikan waktu sesaat untuk membersihkan bermacam-macam kotoran yang telah setahun penuh bermukim di dalamnya, maka kerja otak bertambah giat dan cepat sehingga menimbulkan daya yang sanggup memecahkan persoalan tanpa rasa letih. Cara berpikir yang penuh energi ini menghasilkan buah berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Pepatah mengatakan, "Apabila jiwa lapar maka seluruh anggota tubuh menjadi kenyang dan bila jiwa kenyang maka seluruh anggota tubuh menjadi lapar."

Kebenaran pepatah ini bisa dianalisis sebagai berikut;

Pertama , perut dalam keadaan kosong akan menyebabkan kosongnya zat-zat makanan di dalam usus kecil. Oleh karena itu, darah terpaksa mengisap zat-zat yang basah dalam usus dan perut sebagai gantinya.